PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sebanyak 451 ODP yang dikarantina dipulangkan, terhitung, Jumat (27/3). Sesuai dengan instruksi dari Pemerintah Pusat, mereka diwajibkan mengikuti program karantina mandiri di rumah mereka masing-masing. Demikian informasi yang diterima dari Kepala Diskominfotik Bengkalis, Johansyah Syafri kepada wartawan, Jumat (27/3).
"Informasi ini langsung disampaikan Kapolres bersama Pak Plh Bupati Bengkalis ke masing-masing lokasi karantina," ujar Johan.
Menurut Johan, secara berkeliling informasi pemulangan warga yang dikarantina itu diawali dari asrama Diklat di Desa Kelapati. Di sini berdasarkan data terakhir ada sebanyak 128 warga ODP dengan rincian 112 laki-laki 16 perempuan. Kemudian dilanjutkan ke Gedung Bumi Perkemahan yang juga masih di Desa Kelapati. Di sini ada sebanyak 83 ODP dengan rincian 73 laki-laki dan 10 perempuan. Dari Gedung Bumi Perkemahan, tim bergerak menuju Wisma Atlet di Desa Wonosari. Di sini, ada sebanyak 79 orang yang semuanya laki-laki. Selanjutnya tim menuju Gedung BLK di Desa Senggoro dengan jumlah warga ODP 50 orang, rinciannya 41 laki-laki dan 9 perempuan. Terakhir, tim bergerak menuju Gedung LAMR dengan jumlah total ODP sebanyak 110 orang. Mereka terdiri dari 101 laki-laki dan 10 perempuan.
Selain 451 warga yang dikarantina ini, informasi keharusan melakukan karantina mandiri juga disampaikan kepada warga Bengkalis dari Malaysia yang baru saja tiba di pelabuhan BSL, Jumat siang (27/3) dengan jumlah 172 orang. "Hari ini juga mereka diminta untuk menghubungi keluarga masing-masing agar dijemput," kata Johan.
Riau Dapat Jatah 2.000 Stel APD
Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah mengalokasikan sebanyak 151 ribu alat pelindung diri (APD) dari total 170 ribu stok yang ada. APD akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit di Indonesia. Provinsi Riau sendiri dapat jatah 2.000 stel APD dan 4.800 unit rapid test.
"Dari 170 ribu stok alat pelindung diri yang ada sampai dengan pagi ini (kemarin, red) sudah terdistribusi 151 ribu. Sehingga cadangan nasional yang ada adalah 19 ribu," kata Paban IV/Operasi Dalam Negeri Kolonel Inf Aditya Nindra Pasha dalam konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Jumat (27/3).
Meski sudah dialokasikan, namun masih banyak daerah yang belum dan terlambat mengambil untuk didistribusikan APD tersebut ke rumah sakit rujukan pemerintah yang menangani kasus Covid-19.
"Beberapa yang sudah dialokasikan tetapi belum sempat didistribusikan atau belum diambil, tapi kami sudah alokasikan. Ada beberapa provinsi yaitu Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Gorontalo dan Suleweai Tengah," kata Aditya.
Sementara itu Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau Erisman Yahya memastikan APD bantuan dari pemerintah pusat sebanyak 2.000 stel APD dan 4.800 unit rapid test tiba di Pekanbaru, Sabtu (28/3).
Terkait keterlambatan pengambilan, Erisman mengaku, informasi terkait jatah APD dan rapid test untuk Riau baru diterima Jumat siang dari pihak Kemendagri.
"Siang tadi (kemarin, red) Kemendagri beri informasi ke kami bahwa bantuan APD dan rapid test Riau belum diambil. Lalu kami langsung ke gudang penyimpanan di Halim Perdanakusuma," kata Erisman kepada Riau Pos, Jumat (27/3) malam.
Erisman menuturkan, dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, sebanyak 40 kardus APD diangkut ke Kantor Badan Penghubung Provinsi Riau yang berada Jalan Raya Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur untuk selanjutnya proses pengiriman ke Pekanbaru.
"Saya sudah lapor ke Pak Sekdaprov kalau APD sedang proses pengiriman dan Sabtu sudah sampai di Pekanbaru," katanya.
Untuk rapid test, lanjut Eris, memang langsung dikirim ke Pekanbaru karena proses pengirimannya lebih mudah dan juga harus dikirim cepat karena tidak bisa berlama-lama di luar. "Untuk rapid test dikirim malam ini sudah dikirim, karena alat ini nggak bisa lama-lama biar bisa digunakan secepatnya," bebernya.(sol/hsb/wir/esi/yus/ted)