KAMPAR (RIAUPOS.CO)-Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI M Fadjar beserta rombongan berkunjung dan bersilaturahmi dengan pemerintah dan masyarakat Kampar, Selasa (26/2) malam. Kedatangan Danrem disambut Sekda Kampar Yusri, Ketua DPRD Ahmad Fikri, Dandim 0313Kampar Letkol (Inf) Aidil Amin, Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudistira dan Danyon 132/ Bima Sakti Mayor (Inf) Wisyuda Utama. Turut hadir, Ketua MUI Kampar Mawardi dan sejumlah pejabat.
Usai acara, Danrem bermalam di rumah dinas bupati yang belum ditempati Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto. Baru pada pagi, Catur yang baru pulang dinas ke Jakarta dapat bertemu Danrem. Pada pertemuan malam itu, Sekda Kampar Yusri memaparkan tentang kondisi geografis, sosial politik dan budaya, keberagaman dan kerukunan beragama di Kampar.
‘’Kabupaten Kampar terdiri 21 kecamatan, 250 desa termasuk daerah agraris. Jumlah penduduk yang tercatat 800 ribu, perkiraan kami jumlah total mencapai 1 juta jiwa, terdiri dari berbagai suku dan agama yang berbeda, namun kerukunan beragama sangat baik. Karena masyarakatnya agamis, berbudaya dan juga terbuka,’’ sebut Sekda.
Sekda juga menjelaskan upaya yang telah dilakukan Pemkab Kampar bersama TNI dan Polri dalam menghadapi pilpres dan pileg. Diantaranya tentang penertiban administrasi kependudukan di perbatasan seperti Siak Hulu dengan Kota Pekanbaru dan lima desa yang berbatasan dengan Rokan Hulu.
‘’Warga perbatasan seperti di Siak Hulu, mereka tinggal di Kampar, tapi identitas di Kota Pekanbaru. Kami telah membentuk desk pilpres dan pileg dan melakukan upaya agar masyarakat di perbatasan tetap mendapat hak pilih,’’ ujarnya.
Danrem Brigjen TNI M Fadjar yang hadir bersama istri dan rombongan merasa bahagia bisa bersilaturahmi dengan pemerintah dan masyarakat Kampar. Kunjungan yang diikuti hujan lebat pada malam itu, menurut Danrem, begitu spesial.
‘’Ini menjadi kunjungan kerja yang pertama saya, semoga silaturahmi ini menjadi berkah buat kita bersama,’’ ucapnya memulai pembicaraan.
Danrem juga memaparkan tentang pentingnya menjaga keamanan nasional dan pertahanan nasional dengan mengedepankan kearifan lokal. Dirinya berharap masyarakat Kampar tetap mengedepankan kearifan lokal untuk ikut bersumbangsih menjaga keamanan nasional dan pertahanan nasional.
‘’Saat ini konsep penjajahan bukan medan atau wilayah yang diperebutkan. Yang diperebutkan adalah hati dan pikiran. Caranya melalui media, baik internet, media sosial dan lainnya. Kalau sudah direbut hati dan pikiran kita, semuanya akan diserahkan. Hal ini menjadi tanggung jawab TNI untuk mengingatkan,’’ ujarnya.(end)