KUBU BABUSSALAM (RP) - Warga mengeluhkan sistem pelayanan di Puskesmas Kubu yang dinilai tak profesional. Hamdani, salah seorang warga mengalami kejadian mengecewakan saat membawa keponakannya berobat di puskesmas yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Simpang Pelita Kecamatan Kubu Babussalam itu.
‘’Kejadiannya beberapa hari lalu, saat itu keponakan saya berumur delapan bulan, Dhea warga Rantau Panjang Kiri sakit sesak napas, berobat ke puskesmas sekitar pukul 23.00 WIB, sampai di situ sesaknya bertambah, dia tidak dapat langsung dicek karena perawatnya tidak bisa mendiagnosa. Ditanyakan dokternya kemana, ternyata dua orang dokter sedang keluar daerah semua karena mengikuti pelatihan,’’ kata Hamdani kepada Riau Pos, Kamis (26/12).
Hingga kemarin diketahui dari dua dokter yang berangkat pelatihan baru satu yang sudah kembali ke puskesmas tersebut.
‘’Okelah kalau kemarin itu kan dua dokternya tidak ada, malam-malam itu juga kami dari keluarga karena semakin takut melihat kondisi keponakan saya itu mengetuk pintu rumah salah seorang perawat senior yang terletak di kompleks puskesmas, tapi dipanggil-panggil dia tidak mau keluar. Diketok keras-keras pun tidak bergeming,’’ kata Hamdani.
Beruntung salah seorang kerabat, terang Hamdani ada yang mengerti medis lalu memasangkan oksigen ke Dhea. ‘’Dipasang bantu pernapasan, udah itu kata perawatnya kalau mau diinapkan boleh, tapi kalau mau pulang juga boleh. Kami dari pihak keluarga karena merasa tidak kunjung mendapatkan penanganan tepat akhirnya memutuskan membawa Dhea ke Baganbatu (Kecamatan Bagan Sinembah), mobil ambulans-nya pinjam tapi tetap saja bayar,’’ papar Hamdani lagi.
Ia menambahkan, sangat cemas waktu itu melihat kondisi keponakan yang sudah pucat dan memutih karena sesak napas. ‘’Bayangkanlah, dokter tidak ada. Perawatnya kewalahan, mereka tidak bisa tangani. Ada perawat senior dipanggil-panggil tidak peduli, emak anak itu sudah menangis-nangis,’’ tuturnya.
Keluhan juga dialami Titi Khairati, warga Kubu, yang mengantarkan kerabatnya untuk mengobati sakit gigi namun pihak puskesmas menyuruh membeli obat ke luar dengan alasan stok obat habis.
Hamdani menambahkan, hal itu semakin menunjukkan adanya permasalahan di puskesmas yang saat ini menaungi dua wilayah kecamatan, yakni Kubu dan Kubu Babussalam itu. ‘’Masa stok obat habis, apa obatnya untuk waktu satu bulan saja? setahu saya stok obat didatangkan untuk keperluan sekitar tiga bulan,’’ katanya.
Warga lainnya, Zulkarnain juga pernah mengalami hal serupa, begitu datang ke puskesmas dengan keluhan sesak napas dirinya tidak mendapatkan obat karena alasan stok kosong. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rohil dr Junaidi Saleh MKes dimintai tanggapan terkait hal ini membenarkan adanya kegiatan yang dilakukan oleh dokter di puskesmas tersebut keluar daerah.
Ia menyebutkan, persoalan terjadi juga karena keterbatasan tenaga medis yang ada. ‘’Masalahnya hanya dua dokter saja, kemarin ada satu lagi jadi totalnya tiga orang, tapi yang satu itu mengurus ke provinsi untuk pindah ke Baganbatu, otomatis tinggal sekarang dua dokter saja, saya kira persoalan tinggal bagaimana memenej-nya saja,’’ kata Junaidi.
Ia mengusahakan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi. ‘’Memang ini kendala dan kekurangan kita, sebenarnya itu tinggal pembagian (jadwal) saja, bagaimana pun dokter juga manusia, tidak bisa 24 jam ada, manusiawi saja, mungkin ada anak atau keluarganya yang sakit juga,’’ kata Junaidi.
Terkait dengan kekurangan stok obat, Junaidi menambahkan, adanya persoalan keterlambatan pasokan obat karena keterlambatan pengadaan oleh pihak terkait. ‘’Pengadaan lambat, sistemnya mengalami perubahan, tapi kita yakin ke depan hal ini sudah teratasi dan lancar lagi,’’ kata Junaidi.(fad)