Defisit 1,5 MW, Selatpanjang Krisis Listrik

Riau | Jumat, 27 Desember 2013 - 08:50 WIB

SELATPANJANG (RP) - Krisis listrik terjadi di wilayah Kota Selatpanjang dan sekitarnya setelah sebanyak tiga unit mesin pembangkit tenaga diesel rusak. Dengan kondisi itu pihak PLN defisit daya listrik sebesar 1,3-1,5 Megawatt (MW).

Seperti yang ditegaskan Kepala Ranting PLN Selatpanjang, Doddy Prariyadi kepada Riau Pos, Kamis (26/12). Ia mengatakan mesin yang rusak itu di antaranya satu unit mesin PLN berkapasitas daya 700 Kilowatt (KW) dan dua unit mesin BAP. “Mesin BAP yang di Selatpanjang berkapasitas 1 MW, dan mesin BAP yang di Gogok sebesar 800 KW,” katanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Untuk mesin PLN yang berkapasitas 700 KW, Doddy mengungkapkan materialnya akan tiba Ahad (29/12). “Ditambah waktu pengerjaan maksimal dua hari, sehingga direncanakan Selasa baru bisa hidup dan berfungsi kembali,” ujarnya.

Sedangkan mesin BAP yang di Selatpanjang mengalami kerusakan parah setelah air masuk ke dalam mesin. Sehingga akan membuat mesin berkapasitas 1 MW tersebut dibongkar habis. “Kita belum bisa memastikan kapan akan selesai diperbaiki nantinya, karena diindikasi kerusakan akan melebar ke semua mesin, disebabkan air masuk ke dalam mesin,” katanya.

Untuk mesin BAP yang berada di Gogok sendiri yang berkapasitas 500 KW, ia mengaku belum bisa memastikan kapan akan baik dan beroperasi kembali. Namun diprediksi bisa noramalisasi lebih kurang dua pekan ke depan. “BAP akan lama, soalnya bongkar mesin. Mudah-mudahan dua pekan lagi bisa baik,” terangnya.

Diterangkannya keperluan saat ini untuk di wilayah Kota Selatpanjang dan sekitarnya mencapai 8,8 MW. Di mana total mesin yang tersedia sekitar 9 MW. Artinya tidak ada mesin cadangan yang akan mem-backup mesin yang rusak tersebut.

“Saat ini kita menerapkan sistem hidup mati listrik di wilayah Selatpanjang 5:1, atau lima hari hidup dan satu hari mati,” ucapnya.

Prihatin

Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Kepulauan Meranti Mulyono SE kepada wartawan, Kamis (26/12) mengaku sedih dan prihatin terhadap kondisi kelistrikan di Kepulauan Meranti, khususnya Kota Selatpanjang dan sekitarnya. Sejauh ini ia melihat dan menilai PLN Ranting Selatpanjang telah mengecewakan konsumen.

“Konsumen jangan dirugikan. Kalau ada keterlambatan pembayaran, PLN cepat melakukan penagihan. Tetapi kontribusi PLN terhadap konsumen itu apa? Sampai saat ini kita lihat malah Pemkab Meranti yang memberi kontribusi ke PLN dengan menyiapkan beberapa mesin untuk menanggulangi krisis,” kata Mulyono.(amy)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook