(RIAUPOS.CO) -- Guru adalah panutan. Didengar dan ditiru. Menjadi seorang guru, tidak saja bertugas mengajar di depan kelas. Guru juga idola para siswa dan panutan di tengah masyarakat. Guru adalah tempat bertanya juga tempat mengadu para murid. Guru zaman dulu akrab dengan sosok kesederhanaan. Di mana pun guru tinggal, ia dijadikan panutan sebagai seorang terpelajar. Tak heran, nama harum di seantero kampung.
Di zamannya, tak banyak murid yang nakal. Bolos di jam belajar, merokok di warung apalagi tawuran. Zaman berganti. Di era milenial ini tantangan guru berbeda. Derasnya arus teknologi merasuki otak anak. Guru tak lagi satu-satunya sumber ilmu dan panutan siswa. Bahkan gawai seakan menggeser fungsi guru. Siswa dengan mudah mengakses apa saja lewat internet jika ingin tahu sesuatu termasuk materi pelajaran.
Celakanya, kebanyakan yang kebablasan. Mengakses apa saja yang belum pantas dicerna sesuai usianya. Tak heran, banyak anak yang berperilaku di luar dugaan. Ironisnya, melawan guru sampai melakukan kekerasan pada guru terjadi di beberapa daerah. Ada juga guru yang dilaporkan ke polisi karena memarahi siswa lalu siswa mengadu pada orangtuanya.
Guru era milenial tidak saja dihadapkan dengan kenakalan siswa dan derasnya arus teknologi. Namun juga direpotkan dengan urusan sertifikasi demi meraih penghasilan yang layak.
Di samping itu guru mesti lebih melek teknologi agar tidak ketinggalan oleh siswanya. Guru tidak bisa lagi mengajar dengan pola lama dengan hanya transfer ilmu di depan kelas. Guru mesti mencari metoda yang menarik bagi siswa dalam penyampaian materi ajar. Selain itu, tantangan terberat guru saat ini adalah membentuk karakter anak agar tidak ke luar jalur.
Tak dipungkiri, arus globalisasi mudah merasuki karakter anak. Kalau tidak ada kontrol yang kuat anak akan terhanyut hingga jauh. Karena itu, peran guru sangat menentukan masa depan anak di samping peran orangtua tentunya. Selayaknya, guru tetaplah jadi panutan dan teladan jangan sampai tenggelam digilas zaman. Guru harus tetap menggali ilmu dan menguasai teknologi melampau siswa. Jangan sampai guru tergugu karena siswa jauh lebih tahu sesuatu dibanding guru. Guru harus tetap menjadi sumber ilmu dan pelita sepanjang masa. Masa depan bangsa juga tergantung peran guru. Peran guru tidak tergantikan. Selamat Hari Guru!***