MELIHAT KONDISI SDN 56 YANG BERADA DI TENGAH KOTA

Dibangun 1975, hingga Kini Masih Papan

Riau | Selasa, 27 November 2018 - 11:00 WIB

Dibangun 1975, hingga Kini Masih Papan
BERMAIN: Murid-murid SD Negeri 56 Pekanbaru bermain basket di halaman sekolah mereka yang bangunannya masih terbuat dari papan kayu. Sekolah ini berada di pusat Kota Pekanbaru, Jalan Teuku Cik Ditiro. Foto diambil Kamis (22/11/2018).MHD AKHWAN/RIAUPOS

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) Dikelilingi gedung-gedung bertingkat dan tepat berada di pusat kota, kondisi bangunan SD Negeri 56 Pekanbaru sungguh kontras. Sekolah ini masih berupa bangunan semi permanen. Papan-papan kayu yang digunakan sudah dimakan usia dan lapuk.

Seperti sedang tidak berada di Kota Pekanbaru. Perasaan itulah yang pertama kali muncul ketika menginjakkan kaki di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 56 Pekanbaru.

Pasalnya, sekolah yang berada di Jalan Cik Ditiro, Kecamatan Pekanbaru Kota ini dinding sekolahnya masih terbuat dari papan yang sudah berdiri sejak 1975 lalu.

Papan-papan yang menjadi pembatas antarruangan kelas dan juga antar bangunan perumahan yang ada di sekitarnya pun, sudah mulai keropos. Tidak hanya itu, beberapa bagian plafon yang terbuat dari triplek juga tampak jebol, tak mampu menahan rembesan air karena beberapa bagian atapnya juga mulai ada yang bocor.

Dari Kantor Wali Kota Pekanbaru yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, untuk sampai ke SD ini hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 10 menit dengan sepeda motor.

Sedangkan dari Kantor DPRD Pekanbaru, lebih dekat lagi. Kira-kira lima menit. Lalu, bagaimana kondisi sekolah ini bisa tidak diperhatikan oleh pemerintah dan wakil rakyat?
Begitu berada di depan SD yang telah mendapatkan Akreditasi A tersebut, akan disambut dengan parit berdiameter sekitar dua meter. Parit ini yang juga menjadi penyebab banjir di sekolah ini ketika musim hujan datang. Bahkan banjir yang terjadi di sekolah ini bisa mencapai ketinggian lutut orang dewasa.

Ketika akan memasuki halaman sekolah, tidak disambut gerbang layaknya sekolah pada umumnya. Melainkan hanya jalan berdiameter sekitar dua meter yang ada di sisi kiri sekolah. Ketika melalui jalan ini, juga harus berhati-hati karena pagar pembatasnya sudah bergeser dari fondasi sehingga sewaktu-waktu bisa saja runtuh.

Menurut keterangan penjaga sekolah Ifra Nando, sejak dibangun, sekolah tersebut memang sudah pernah direnovasi. Namun saat itu renovasi yang dilakukan hanya sebatas penggantian atap dan plafon. Sementara dinding sekolah masih tetap dari papan.

“Kalau dindingnya sampai sekarang masih bangunan asli. Karena itu sudah ada yang mulai keropos. Apalagi saat ini usianya sudah 43 tahun,” sebutnya.

Untuk kondisi pagar sekolah yang sudah mulai goyang tersebut, pihaknya juga sudah pernah melaporkan nya ke pihak dinas pendidikan. Namun hingga saat ini belum kunjung juga ada perbaikan dari pihak Pemerintah Kota Pekanbaru.

“Tembok pagarnya itu kalau didorong sedikit saja, bisa langsung roboh. Kami khawatir ada anak-anak yang kena kalau roboh nanti, seperti kejadian yang beberapa waktu lalu terjadi di Pekanbaru,” ujarnya.

Salah seorang orang tua murid, Wahyu kepada Riau Pos mengatakan, ia cukup khawatir menyekolahkan anaknya di SD tersebut karena bangunannya yang sudah tua. Selain itu, jika hujan juga kerap banjir sehingga mengganggu proses belajar mengajar.

“Sebenarnya saya takut juga anak sekolah di SD ini, takut bangunnya tidak kuat lagi. Apalagi kemarin ada kabar ada anak sekolah yang meninggal tertimpa pagar sekolah.

Tapi gimana lagi, saya tidak punya pilihan lain karena sekolah ini yang paling dekat dengan rumah. Saya tidak ada kendaraan untuk mengantar anak jika sekolah ditempat lain yang jauh,” ujar Wahyu yang mengaku bekerja sebagai buruh di bengkel sepeda motor tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Abdul Jamal mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait kondisi SDN 56 Pekanbaru tersebut. Untuk itu, pada tahun 2019 mendatang, SD tersebut akan direnovasi.

“Kami sudah anggarkan sekitar Rp700 juta lebih untuk merehab bangunan SD 56 tersebut, tapi memang tidak akan dibuat bertingkat sekolahnya karena muridnya juga tidak terlalu banyak,” jelasnya.

Jamal menuturkan, bahwa sebenarnya jika ada sekolah yang dikatakan tidak layak tersebut, bukan berarti sekolah tersebut seperti kandang ayam. Namun tidak layak jika sekolah tersebut berada di Pekanbaru yang merupakan ibu kota provinsi Riau.

“Saya targetkan sekolah di Pekanbaru ini harus dua lantai. Jadi kalau yang masih satu lantai itu bisa dibilang tidak layak. Jadi tidak layak di sini bukan seperti kandang ayam, tadi tidak layak di Pekanbaru karena Pekanbaru adalah ibu kota Provinsi Riau,” sebutnya.***

(Laporan SOLEH SAPUTRA, Kota)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook