1.500 Ha Lahan Kampar Terbakar

Riau | Jumat, 27 September 2013 - 10:54 WIB

 1.500 Ha Lahan Kampar Terbakar
Kobaran api tampak membesar akibat kebakaran lahan di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar tepatnya di kawasan HPT Tesso Nilo, Rabu malam (25/9/2013). Kebakaran hutan dan lahan di wilayah ini diperkirakan mencapai 600 hektare. Foto: rina dianti hasan/riau pos

KAMPAR (RP) - Pembukaan lahan dengan cara dibakar kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kampar. Bahkan dari data Dinas Kehutanan Kampar, jumlahnya sudah mencapai sekitar 1.500 hektare lahan hutan dan perkebunan.

Pembakaran terjadi di empat titik  yang mulai terjadi pada akhir pekan lalu (20/9). Namun hingga kini masih menyala.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kebakaran yang terbesar terjadi di kawasan Buluh Cina, Siak Hulu yang mencapai 600 ha. Pantauan Riau Pos yang langsung melihat kondisi lahan yang terbakar di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu (25/9) malam.

Api menyala dan menjalar membakar pepohonan, tidak hanya hutan dalam hutan produksi terbatas (HPT) Tesso Nilo namun juga perkebunan warga yang sudah ditanami dengan sawit dan tanaman jabon.

Beberapa warga dan Kepala Desa Buluh Cina M Ralis mencoba memadamkan api dengan menggunakan alat seadanya saat tim dari Dinas Kehutanan Kampar datang ke lokasi.  Namun saat itu, api sudah menjalar dan membakar lahan seluas 600 hektare.

Kepala Desa Buluh Cina M Ralis kepada Riau Pos mengatakan, kebakaran ini sudah terjadi sejak Senin (23/9). Namun warga tidak mengetahui lokasi pastinya karena berada jauh dalam kawasan HPT.

‘’Warga hanya merasa udara terasa gerah dan panas dan pada malam hari terlihat cahaya dari percikan api,’’ ujarnya.

Namun Rabu (25/9) pagi, api sudah semakin membesar dan menjalar hingga ke perkebunan warga. Kepala desa pun segera melapor ke Dishut Kampar dan warga beramai ramai mencoba memadamkan api.

Pembakaran ini menurut Ralis dilakukan oknum tapi bukan warga Desa Buluh Cina. Kata Ralis, mereka sepertinya sengaja membakar karena ingin mengeluarkan biaya yang murah untuk mengolah lahan.

Ini juga menjadi persoalan karena yang mengelola lahan ini adalah warga dari luar desa yang menyerobot lahan warga.

Kawasan ini menurutnya adalah HPT Tesso Nillo sudah diusulkan menjadi kawasan HTR seluas 900 hektare. ‘’Saat ini masih dalam proses namun warga yang sudah tidak sabar malah membakar lahan,’’ ujarnya.

Ralis berharap Pemkab Kampar dalam hal ini dinas kehutanan untuk segera memproses dan mengusut tuntas pembakaran ini karena selain merugikan lingkungan juga merugikan warga sendiri.

Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Kampar Ir H M Syukur MMA diwakili Kasi Kebakaran dan Keamanan Lahan Hutan (KKLH)  Darwin Saragih  di lokasi menjelaskan pihaknya sangat geram dengan adanya pembakaran lahan ini karena selain membakar kebun warga juga kawasan hutan.

Dishut Kampar menurutnya akan mengusut tuntas masalah ini.  ‘’Kita sudah mengantongi beberapa nama dan kita akan segera melakukan pemeriksaan,’’  janjinya.

Dijelaskannya, dalam satu pekan belakangan ini pembakaran lahan kembali marak di Kampar, bukan hanya di Buluh Cina, namun juga tiga kawasan lain yaitu di Lipat Kain Kampar Kiri, Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar dan kawasan PLTA.

‘’Jumlah lahan yang terbakar saat ini lebih dari 1.500 hektare dan kondisi apinya masih menyala,’’ ujarnya prihatin.

Dirinci oleh Darwin empat titik kebakaran lahan ini ada di pertama, kawasan HPT Batang Lipai Siabu dan sisanya hutan lindung Batang Ulak di Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar seluas 300 hektare. Di sini bahkan membakar pohon yang umurnya ratusan tahun.

Titik kedua adalah di Desa Lipat Kain Kecamatan Kampar kiri yang berada dalam kawasan Batang Lipai. Lahan yang terbakar di kawasan ini mencapai 500 hektare. Pembakaran juga dilakukan sengaja oleh oknum tertentu.

Ketiga di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siakhulu, yang luasnya mencapai 600 hektare. Kawasan ini berada di HPT Tesso Nilo.

Dan yang keempat adalah kawasan hutan lindung dan cathment area di PLTA Koto Panjang. Di sini luasnya mencapai puluhan hektare namun memberikan ancaman laur biasa bagi asupan air dan ketersedian energi listrik.

‘’Saat ini tingkat pembakaran hutan sudah memprihatinkan,’’ ujar Darwin. Untuk itu Darwin meminta agar semua pihak terutama warga untuk saling menjaga dan memantau kondisi hutan dan lahan sekitar mereka. ‘’Karena selain merusak lingkungan ini juga bisa berdampak hukum,’’ ujarnya. (rdh/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook