DURI (RIAUPOS.CO) - Acara peresmian Water Park Harationica di bawah bendera Hutahaean Group milik pengusaha HW Hutahaean di Jalan Stadion ujung, Kelurahan Air Jamban, Duri, Sabtu (25/8) pagi lalu terusik oleh aksi protes yang dilancarkan warga.
Barikade terdiri dari mobil dan ban bekas dibelintangkan pembuat aksi di badan jalan. Hal itu kontan saja membuat mobil para tamu dan undangan yang sudah berdatangan terhalang masuk. Menjelang barikade bisa dibuka, tetamu terpaksa menunggu cukup lama di bawah terpaan matahari.
Ada dua mobil yang dibelintangkan di badan jalan masuk menuju water park tersebut pagi itu. Pertama, mobil milik Porman Panjaitan. Ia melancarkan aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap pemilik water park. Pasalnya menurutnya, lahannya terambil untuk proyek water park itu tanpa ganti rugi. Dalam protesnya, keluarga Porman pun sempat tiduran di badan jalan. Setelah bersitegang urat leher, akhirnya, mobil itu disingkirkan pihak panitia peresmian dari tengah jalan.
Mobil kedua yang dibelintangkan di jalan adalah milik Ali Amran. Mobil dia dijadikan barikade di permulaan jalan masuk tak berapa jauh dari perumahan Bumi Hijau. Ali protes keras karena pembangunan water park ini disebutnya telah menimbulkan sejumlah efek lingkungan terhadap usaha kolam ikannya yang terletak di sisi Timur komplek water park. Menurutnya, pihak pengelola water park tidak pula mengindahkan tujuh item yang telah diperintahkan BLH Bengkalis.
Mediasi antara Ali dengan pihak Harationica sebetulnya sudah dilaksanakan para pihak terkait di ruang rapat Kantor Camat Mandau, Senin (20/8) lalu. Tidak ada kesepakatan saat itu. Pengacara Harationica menegaskan, pihaknya siap berjumpa dengan Ali di pengadilan.
Aksi protes yang dilancarkan sejumlah warga serta para pendukungnya Sabtu pagi lalu itu berlangsung di bawah pengawasan puluhan personel pihak kepolisian. Di TKP juga terlihat puluhan orang berseragam salah satu ormas. Sekitar pukul 10.00 WIB, Wakapolsek Mandau AKP Ali Suhud meminta agar Ali Amran dan Porman Panjaitan membuka blokade agar tamu bisa masuk.
Dengan alasan usaha ini telah merugikan pihaknya serta belum mengantongi izin lengkap, Ali dan Porman bersitegang urat leher dan mencoba bertahan. Namun karena kalah jumlah, mereka akhirnya terpaksa mengalah juga walau tak rela sama sekali.
Pihak Harationica yang memantau aksi itu pun ikut melontarkan ucapan bahwa aksi protes itu bukan atas nama warga melainkan beberapa gelintir orang saja. Menurutnya, usaha ini mempekerjakan warga tempatan. Juga akan memberi PAD untuk daerah ini.
Akhirnya, pihak pengelola dibantu sejumlah anggota ormas menyingkirkan mobil Ali dengan cara mengangkat dan menggesernya ke pinggir jalan. Menurut Ali, usaha menyingkirkan mobilnya itu sudah dilakukan sebanyak empat kali. Percobaan ketiga, bumper depan mobilnya rusak dan lepas. Ban bekas yang semula menghambat jalan ikut dipinggirkan pula.
Meski mengalah, Ali dan Porman pun tak akan menyerah. Keduanya berniat akan berbicara langsung dan menyampaikan protes keras kepada aparat pemerintah yang hadir di acara itu. Sayang sekali tak banyak pejabat yang datang selain Gubernur Riau dan rombongan. Waktu Gubri datang, Ali tak di TKP lagi dan Porman pun tak dapat momen untuk protes.
Sementara itu grand opening Water Park Harationica akhirnya terlaksana juga setelah blokade pengunjuk rasa di pintu masuk berhasil diatasi. Saat Gubri H Arsyadjuliandi Rachman tiba menjelang tengah hari untuk meresmikan usaha milik Opung Hutahaean itu, situasi sudah kondusif.
Pengguntingan pita tanda water park itu resmi dibuka untuk umum dilakukan Gubri bersama HW Hutahaean dan istri disaksikan para tamu dan undangan.
Dalam sambutannya, HW Hutahaean mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak, baik masyarakat maupun pemerintah setempat yang telah memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan pembangunan wahana permainan anak ini. “Semoga wahana permainan ini dapat bermanfaat bagi kita seluruhnya,” harapnya. Hutahaean juga menegaskan bahwa dalam perjalanannya, water park di atas lahan 4,75 hektare yang sudah menelan dana Rp66,5 miliar ini telah mendapat izin resmi dari instansi terkait.
Sementara itu, Andi Rachman dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada HW Hutahaean dan keluarga yang telah menanam investasi di daerah ini. Menurutnya, usaha ini akan memberikan multiplier effect terhadap masyarakat lingkungan. Terkait perizinan, Gubri yang ditanyai wartawan secara terpisah usai acara menyebut, pengusaha tidak main-main dengan investasinya. ‘‘Tentu saja Pemkab Bengkalis pun tidak akan main-main pula,’’ ucap Gubri.(ade)