PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Pekanbaru-Rengat-Jambi terancam gagal dibangun. Faktor pembiayaan disebut-sebut menjadi kendala salah satu proyek strategis nasional tersebut.
"Kita tahu bahwa untuk pembiayaannya sekarang sulit karena memang kesulitan keuangan. Saya sudah tanya ke pihak Hutama Karya (HK). Jadi memang harus ada ikhtiar dari masing-masing daerah agar proyek jalan tol bisa terlaksana," kata Gubernur Riau Syamsuar, Selasa (26/7).
Lebih lanjut dikatakannya, salah satu cara yang bisa dilakukan agar realisasi pembangunan tol di ruas ini terwujud, yakni dengan cara menggandeng pihak swasta. Karena, untuk tol ruas Pekanbaru-Rengat, seharusnya sudah penetapan lokasi atau penlok. Namun sampai sekarang, penloknya belum diajukan. "Nah, dari situ saya tahu. Sedangkan untuk ruas Rengat-Jambi sudah keluar penloknya, dan sudah diteken, tapi tindak lanjutnya tidak ada sama sekali," sebutnya.
Syamsuar menjelaskan, berdasarkan laporan dari pihak HK, pembangunan ruas tol yang masuk dalam rencana pembangunan baru, yakni untuk ruas Muara Fajar-Teratak Buluh. Tol ini masuk dalam ruas Pekanbaru-Dumai, dengan panjang 40 kilometer yang mana pembangunannya masuk dalam fase ke-III. Tol ini dirancang untuk terhubung dengan persimpangan tol Pekanbaru-Dumai, Pekanbaru-Bangkinang, dan Pekanbaru-Rengat- Jambi. "Sekarang masih dikerjakan PUPR Riau untuk membuatkan izin penetapan lokasi yang harus saya tandatangani dalam waktu dekat," terangnya.
Sementara itu, untuk ruas Duri-Rantau Prapat (Sumut) statusnya sama, yang mana proses pembangunannya masuk dalam fase ke-III. Artinya proses pembangunan mungkin akan dilaksanakan pada tahun 2023 mendatang. "Kalau tahun 2023, rasanya tak mungkin terbangun. Sedangkan sekarang saja di fase ke-II belum ada realisasi sama sekali. Apalagi fase III," terangnya.
Syamsuar mengatakan, untuk ruas tol Duri-Rantau Prapat, pihaknya dengan Pemprov Sumatera Utara berinisiatif mencari pihak swasta agar pembangunan jalan tol di ruas ini terealisasi. "Investor dari swastanya sudah ada. Mudah-mudahan mereka berkenanlah. Sekarang kami sedang menyiapkan surat yang ditujukan ke Kementerian PUPR untuk kiranya bisa men-support," ujarnya.
Sejauh ini, Syamsuar belum bersedia membeberkan siapa pihak pengembang yang menyanggupi pembangunan tol ruas Duri-Rantau Prapat. "Yang jelas dari Jakarta, tak perlu saya sebut. Kalau sudah jadi baru saya bilang," sebutnya.(sol)