(RIAUPOS.CO) - Bisnis perminyakan yang mengalami fluktuasi tidak menghalangi untuk terus melakukan inovasi. Seperti PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang memiliki inovasi untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi minyak dan gas (migas).
Inovasi tersebut dinamakan teknologi enhanced oil recovery (EOR) yang diterapkan Chevron untuk memproduksi minyak di ladang Duri. Dalam penerapannya, teknologi EOR tingkat lanjut ini mencakup injeksi gas, injeksi uap atau injeksi kimia ke reservoir di perut bumi untuk memproduksi lebih banyak minyak ke permukaan.
Sistem teknologi injeksi uap (steamflood) telah diterapkan di lapangan Duri sejak 1985 untuk meningkatkan produksi minyak berat (heavy oil) dari lapangan itu. Proyek ini merupakan salah satu pengembangan injeksi uap terbesar di dunia yang telah menunjukkan hasil positif di Duri.
Informasi itu disampaikan seorang ahli perminyakan Ilmy Razanindra. “Minyak berat itu bersifat kental dengan tingkat kepekatan yang sangat tinggi, sulit mengalir, sehingga sangat sulit untuk diproduksi atau dipompa ke permukaan,” paparnya di sela-sela acara meet the engineer di Pekanbaru, Kamis (26/7/18).
Dalam proses produksi minyak di lapangan Duri, uap disuntikkan dekat dengan dasar reservoir melalui sumur injeksi tersebut. Sehingga uap air naik ke permukaan reservoir. Kemudian uap mengalirkan panas ke minyak dingin sehingga akan mengurangi tingkat kekentalan sehingga minyak dapat lebih mudah untuk dialirkan ke sumur produksi.
Dalam hal ini, Chevron dianggap sebagai perusahan migas pelopor penerapan teknologi injeksi uap secara selamat dan efisien. Teknologi ini membuat lapangan Duri bisa menghasilkan minyak lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional.
Sr VP Policy Government and Public Affairs Chevron Indonesia Yanto Sianifar mengatakan, Chevron punya sejarah panjang dalam penerapan lapangan EOR gas dan saat ini mengoperasikan proyek raksasa di Kazakhstan, Colorado, Texas, dan Lapangan Agbami di lepas pantai Nigeria.( ade)
Laporan Marrio Kisaz, Pekanbaru