PEKANBARU (RP)-Belasan ribu guru berpendidikan non-S1 yang mengajar di berbagai jenjang pendidikan sekolah di Riau terancam dilarang mengajar.
Hal ini menyusul amanah Undang-Undang Nomor: 14/2005 tentang Guru dan Dosen.
Mayoritas kabupaten/kota di Riau, masih banyak guru masih berpendidikan di bawah S1. Bahkan di Kabupaten Indragiri Hilir, dari lima ribuan guru, baru sekitar 50 persen yang sudah berpendidikan S1. Umumnya guru tersebut merupakan guru sekolah dasar (SD).
Ini dinyatakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Inhil H Fauzar.
‘’Kalau dihitung-hitung cukup banyak sekali. Dari lima ribu tenaga guru kita 50 persenya belum S1,’’ terang Fauzar, Jumat (26/7) di Tembilahan.
Dari sekitar dua ribu lebih tenaga guru yang belum mencapai jenjang pendidikan S1 itu, merupakan tenaga guru yang menamatkan pendidikan mulai dari SPG, D1 sampai D3. Dari sisi usia ada yang sudah mendekati masa pensiun.
Namun mereka masih terbilang produktif dalam mengajar.
Di Kuansing guru berjumlah 7.084 namun baru menyelesaikan S1 berkisar 2.827 orang, sedangkan yang belum menyelesaikan S1 berkisar 4.257.
Namun Bupati Kuantan Singingi H Sukarmis menyatakan komitmennya untuk memajukan dunia pendidikan di negeri jalur ini. Wujud nyata dari semua itu adalah dengan mewajibkan seluruh guru di Kuansing berpendidikan S1.
‘’Seluruh guru di Kuansing tidak ada lagi yang tidak sarjana, kalau masih ada harus kuliah, karena seluruh guru sudah lama kita wajibkan harus sarjana. Hal ini tentunya sangat baik demi kemajuan pendidikan dan menciptakan sumber daya manusia yang handal,’’ kata Bupati Sukarmis, Jumat (26/7) kemarin.
Kemudian di Kabupaten Kepulauan Meranti, dari 4.000-an, jumlah guru yang bertugas memberikan pendidikan kepada anak-anak di Meranti, baru sebanyak 1.893 orang yang S1 sedangkan 2.107 belum.
Seperti yang diakui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti, Rismawardi menjawab Riau Pos, Kamis (26/7). Dengan kondisi itu juga pihak Disdikbud terus menghimbau kepada seluruh guru yang masih jenjang pendidikan SMP dan SMA.
‘’Jumlah keseluruhan guru kita lebih 4.000 orang. Namun yang berpendidikan S1 baru sebanyak 1.893 orang,’’ ujarnya.
Ditegaskan Sekretaris Disdikbud Kepulauan Meranti, kalau pemberlakuan guru berpendidikan SMA atau SMP dijadikan tenaga administrasi, sangat berat untuk daerah.
Pasalnya, sebagai kabupaten pemekaran baru sangat kekurangan tenaga guru untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan nantinya.
Sedangkan di Kabupaten Inhu terdapat 3.518 guru. Namun baru 1.274 yang sudah berpendidikan S1. Sisanya 2.271 belum berpendidikan S1. Sementara pada tahun 2015 mendatang setiap guru yang tidak berpendidikan S1 akan dialihtugaskan sebagai pegawai umum atau setingkat Tata Usaha (TU).
Dengan kondisi itu juga, di Kabupaten Inhu terdapat beberapa orang harus dicabutnya tunjangan fungsional sebagai guru.
‘’Memang ada edaran dari Kemendiknas agar guru berpendidikan S1 dan apabila pada tahun 2015 bagi yang belum berpendidikan S1 tidak dibayarkan tunjangan sebagai guru,’’ ujar Kadisdik Inhu Ujang Sudrajat SP MSi ketika dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (26/7).
Pemerintah Kabupaten Inhu melalui Disdik terus berupaya memberikan sejumlah program kepada guru yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S1. Salah satunya program beasiswa.
Hal itu tidak lain dalam rangka untuk peningkatan penghasilan melalui tunjungan yang hanya diberikan kepada guru yang berpendidikan S1.
‘’Memang sebagian guru di luar yang akan memasuki masa pensiun sudah mengikuti program pendidikan S1 dari berbagai universitas,’’ tuturnya.
Bahkan Bupati Inhu Yopi Arianto SE mengimbau kepada para guru khususnya kepala sekolah agar mengikuti program pendidikan S1. Karena pada umum Kepsek itu berada di tingkat Sekolah Dasar (SD).
‘’Jangan dilihat dulu jabatan sebagai kepala sekolah tapi ingat juga latar belakang pendidikan,’’ ujarnya.
Kemudian, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Rokan Hulu terus memotivasi para guru maupun tenaga pendidik mulai dari jenjang TK, SD, SLTP, SLTA se Rokan Hulu agar meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM-nya dengan mengikuti pendidikan latihan maupun kuliah ke jenjang perguruan yang lebih tinggi. Kepala Disdikpora Rohul, HM Zen SPd MMPd kepada Riau Pos, Jumat (26/7) menyebutkan, saat ini jumlah guru di Rokan Hulu yang belum memiliki ijazah S1 sekitar 750 orang, tersebar di 16 kecamatan yang ada di Rohul.
Di Kabupetan Siak, hingga saat ini jumlah guru di Siak yang belum berpendidikan S1 berjumlah 125 orang.
Guru tersebut, hanya mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD). Menurut Kadisdikbud Siak Drs H Kadri Yafiz MPd, segera di-S1-kan, melalui program kerja sama yang dilakukan Disdikbud Siak dengan FKIP Unri.(egp/kas/epp/aal/jps/amy/ind/mar)