DUMAI (RP) - Penanganan tanggap darurat bencana asap Provinsi Riau sudah memasuki operasi hari keenam dihitung semenjak Jumat (21/6).
Tim udara terus bergerak berupaya memadamkan api menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan dan water bombing (bom air) dan Satuan Tugas (Satgas) jalur darat juga sudah disebar ke delapan kabupaten/kota di Riau untuk memadamkan api. Tim darat ikut memadamkan api menggunakan mesin penyemprot.
Diantaranya sebanyak 226 orang anggota Pasukan Marinir (Pasmar) dari Jakarta tiba di Dumai, kemarin. Kedatangan Pasmar yang disambut Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Dumai Kol Laut (P) Budi Purwanto.
Total, jumlah pasukan marinir yang diturunkan untuk proses pemadaman kebakaran sebanyak 601 pasukan. Sebanyak 226 pasukan di Dumai, sedangkan selebihnya akan dipusatkan di Kabupaten Bengkalis.
‘’Selamat datang Satgas pemadaman lahan di Kota Dumai. Diharapkan bakti nyata dapat diaplikasikan sehingga tak lagi bencana asap di Provinsi Riau ini,’’ sambut Danlanal Dumai Kol Laut (P) Budi Purwanto. Mereka diterjunkan langsung ke kawasan lahan yang terbakar.
Keseluruhan tim darat terdiri dari unsur Konstrad TNI AD, Marinir TNI AU, dan Brimob Kelapa Dua Mabes Polri dan prajurit TNI AU sekitar 2 ribu personel diturunkan membantu mematikan api yang membakar hutan dan lahan. Serta sekitar 1.200 pasukan Korem, Kodim dan Kodam yang ada di Riau juga membantu.
‘’Sifatnya pasukan mobile sehingga penempatan sesuai kebutuhan. Jika memang ada suatu daerah yang membutuhkan banyak orang, maka akan kami kerahkan ke titik tersebut,’’ kata Insiden Komandan Tanggap Darurat Bencana Asap, Brigjen TNI Teguh Rahardjo saat ditemui Riau Pos, Rabu (26/6).
Posko tanggap darurat bencana asap yang mulai sibuk sejak lima hari terakhir di Markas Operasi TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin menjadi salah satu penempatan Satgas sebelum dikerahkan. Baik udara dan darat semuanya berpusat di sana sehingga rutinitas jadi lebih meningkat.
Terkait dukungan logistik dan perlengkapan, kata Teguh Rahardjo semuanya berasal dari bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB).
‘’Di satuan juga ada dana tanggap darurat, berapa besarannya ditentukan pusat,’’ kata Teguh yang menjabat Danrem 031/Wirabima.
Tim darat sendiri, diceritakan Danrem, akan melaksanakan pemadaman langsung menggunakan mesin penyemprot yang sudah disebar di seluruh kabupaten/kota. Tercatat sekitar 50-an mesin berkapasitas 1 Kg sudah stand by digunakan.
Sementara itu terkait penanganan dari udara, Komandan Lanud TNI AU Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb, Andyawan menegaskan kemarin dilakukan tiga kali penyemaian, menggunakan satu unit pesawat jenis Cassa 212 dan 2 Pesawat Herkules.
Sebanyak tujuh ton garam (NaCL) telah disemai dari pagi, ditambah 2 ton lagi pada siang hari untuk merangsang turunnya hujan. ‘’Siak, Pelalawan deras sekali, dan sedikit di Rohil serta Dumai mengalami hujan,’’ singkatnya.
Dilanjutkan Andyawan titik-titik penyemaian sendiri tidak bisa dipastikan. Sebab tiga unit pesawat memantau terlebih dahulu potensi hujan dari ketinggian sekitar 7-10 ribu kaki dari permukaan laut.
Sehingga turunnya hujan juga tidak bisa dipastikan lokasinya karena prosesnya bisa minimal satu jam pasca penyemaian atau satu hari setelahnya. ‘’Kita yang jelas berupaya menciptakan hujan ini, meskipun sepenuhnya atas dasar izin yang kuasa (Tuhan),’’ sambungnya.
Untuk water bombing, sudah dimaksimalkan di kawasan Pelalawan, Rengat, Inhu dan tiga kawasan di Bengkalis, Rohil serta Dumai. Dengan menggunakan helikopter Bolco, tiga unit dari TNI AU, aksi pengeboman air dimulai sejak pukul 12.00 WIB dengan intensitas pengeboman sekitar 15 kali sortie di berbagai titik api yang sudah menurun terpantau.
Terkait hujan buatan pula, Koordinator Penyemaian TMC hujan buatan BPPT, Erwin Mulyana mengakui sebagai scientis dirinya juga tidak bisa membedakan hujan yang turun apakah buatan atau alami. Sebab upaya yang dilakukan adalah merangsang potensi awan hujan agar bisa menjadi hujan.
‘’Jadi hujan alami yang akan turun misalnya dua hari lagi, dengan TMC kita rangsang menjadi lebih cepat, jadi memang tidak bisa dibedakan,’’ tuturnya. (afr/flo/jpnn)