PEKANBARU (RP)- Bupati Rokan Hilir Anas Maamun melontarkan tawaran menarik pada helat Puisi Jazirah, 23 Maret lalu di kampus IPDN, Ujungtanjung. Anas meminta kepada Yayasan Sagang untuk memindahkan Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) ke Bagansiapi-api, Rohil.
Pasalnya, Anas kerap mendengar tentang keberadaan AKMR yangdinilai masih minim perhatian.
Bahkan saat ini, kampus ini menumpang di gedung Dewan Kesenian Riau (DKR) kompleks Bandar Serai hingga dua tahun ke depan. Tidak hanya itu, segala macam fasilitas dari kampus seni kedua di Sumatera itu, juga terbilang minim.
“Kalau susah-susah dan sulit mengembangkan AKMR di Pekanbaru, maka kami tawarkan pindah ke Bagansiapi-api (Rohil). Kami siap untuk mengembangkannya seperti IPDN, dan tak lama lagi Sekolah Polisi Negara (SPN). Jangan takut, kami serius membangun negeri ini. Kami sangat serius soal pendidikan dengan berazam menjadikan kota ini sebagai kota pelajar,” ujar Anas Maamun tanpa basa-basi.
Ditambahkannya, pihaknya serius untuk mengembangkan AKMR, jika pengurusnya mau pindah ke Bagansiapi-api. Bahkan akan menambah jurusan lagi, yakni sinematografi. Pasalnya, menurut Anas sangat banyak cerita, kisah dan legenda yang bisa diangkat melalui seni tersebut.
“Kita bisa buat film-film lokal dan bersaing dengan daerah lainnya. Percayalah, kami tidak main-main namun semuanya terpulang pada Yayasan Sagang selaku pengelola kampus seni tersebut,” ulas Anas panjang lebar.
Menanggapi tawaran Anas itu, Kazzaini Ks, salah seorang penggagas helat Puisi Jazirah, 23-24 Maret di IPDN, Ujungtanjung dan Batuenam, Bagansiapi-api menyambut baik atas apresiasi orang nomor satu Rohil tersebut.
Kazzaini yang juga Ketua DKR, tertarik pada tawaran tersebut dan mengatakan, akan mempertimbangkannya. Bahkan, ia juga akan membicarakan hal itu dengan pengurus yayasan.
“Ini sebuah tawaran yang menarik dan perlu dipertimbangkan. Ini juga bukti bahwa masih banyak pihak yang memberikan apresiasi positif atas keberadaan kampus seni di Riau, salah satunya Bupati Rohil,” ujar Kazzaini Ks.
Dituturkannya, AKMR yang sudah berdiri 10 tahun ini memang masih minim perhatian. Keberadaannya diperlukan untuk mengawal visi Riau 2020 yang hendak menjadikan negeri ini sebagai pusat kebudayaan Melayu di sebentangan Asia Tenggara.
Namun tanpa perhatian, baik pemerintah maupun swasta maka sulit mengembangkannya seperti kampus-kampus seni yang sudah mapan.(fed)