Ghatib Beranyut Jadi Iven Tahunan

Riau | Kamis, 26 Desember 2013 - 10:06 WIB

SIAK (RP) - Suasana religius kembali dibangkitkan oleh Pemkab Siak. Hal ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan keagamaan ini dulunya sudah berlangsung pada zaman kesultanan dengan mengumandangkan zikir diatas air (ghatib beranyut) yang kini, oleh Pemkab  dinilai penting dan terus dilaksanakan kembali dan jadi iven tahunan.

Menurut Bupati Siak Drs Syamsuar MSi, kegiatan seperti ini memiliki arti penting, dalam menggelorakan kembali suasana religius di Siak. Sebab, dulunya zaman kesultanan hal ini dilakukan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

”Ghatib bernayut ini, mengharapkan agar daerah kita ini dijauhkan dari musibah bencana,” kata Syamsuar di sela-selam pelaksanaan acara ghatib beranyut, Selasa (24/12) malam di dermaga Siak.            

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Drs H Alfedri MSi, Kapolres Siak AKBP Dedi Rahman Dayan SIK MSi, tokoh agama, tokoh adat dan masyarakat.

Kegiatan seperti ini lanjutnya sudah dua kali dilakukan. Tahun kemarin tak terlaksana karena hari hujan. Namun tahun ini insya Allah terlaksana.

Ghatib beranyut, di zaman sultan dulu adalah  bagaimana suasana religius menggunakan perahu atau sampan begathib (berzikir). Dimaksudkan untuk beribadah juga dapat menolak bala dan menjauhkan segala musibah.

Siak sendiri, kata dia bebarapa waktu lalu kena musibah banjir dan warga harus direlokasi. Tentunya kita semua tak mengharapkan hal ini terjadi terus menerus, melalui usaha dan doa kita bersama.

Ghatib beranyut ini, selain beribadah pada Allah, memiliki  daya tarik wisata religius. Karena beberpa wisatawan dari Sumbar, Sumut selalu datang ke Siak dan mereka  menikmati wisata religius seperti salat, zikir dan lainnya.

Ketua LAMR Siak Wan Anwar mengajak warga  semua untuk mempertahankan aset budaya Siak sejak turun temurun. Ghatib bagaikan membersihkan diri, yang dilakukan dalam ritual tak menyimpang dari ajaran Islam.

Dalam zikir ini, dilakukan estafet ke kampung-kampung mengitari Sungai Jantan (Siak) yan dipanduk khalifah dan kadam.

“Sebelum melaksanakan ini terlebih dahulu ziarah ke makam sultan,” katanya.

Zikir ini diikuti ratusan masyarakat Siak. Mereka membaur dalam sampan-sampan yang telah disediakan, sambil mengucapkan zikir di atas sampan sampai selesai yang ditutupi dengan doa.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook