PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Banyak pihak yang pesimistis pembangunan dua flyover di Pekanbaru selesai akhir tahun ini. Tapi tidak dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau (Gubri) Wan Thamrin Hasyim. Ia yakin kalau di akhir tahun dua flyover sudah selesai. Bahkan sudah bisa dilalui.
Keyakinan ini disampaikannya karena banyak pihak yang khawatir jika flyover tersebut tak selesai tahun ini. Bahkan ada pula yang memprediksi, jika tak selesai tahun ini, maka flyover tersebut akan terbengkalai.
Namun Wan Thamrin optimis dua jalan layang itu bisa dituntaskan Desember nanti. Apalagi saat ini progres flyover sudah cukup bagus. “Flyover Simpang SKA dan Pasar Pagi Arengka in sya Allah selesai akhir tahun,” kata Wan Thamrin, kemarin.
Wan Thamrin menyebut bahwa dirinya yang akan meresmikan pembangunan flyover tersebut. “Saya yang meletakkan batu pertama, saya juga yang teken peresmiannya nanti,” kata Wan Thamrin.
Berbeda halnya dengan pembangunan Jembatan Siak IV. Dia mengakui bahwa ada keterlambatan pembangunan jembatan tersebut. Wan memperkirakan pekerjaan jembatan tersebut molor hingga Januari 2019.
Sementara Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau Ahmad Hijazi mendesak agar kontraktor menggesa pembangunan sehingga akhir tahun bisa selesai. Ada beberapa solusi yang ditawarkan.
“Solusinya, bisa dengan meningkatkan jam kerja, menambah sumber daya, tambah peralatan, agar pekerjaan bisa dipercepat. Inilah nilai positifnya,” kata Ahmad Hijazi.
Jika pembangunan tak selesai di akhir tahun, kata Sekda, maka kontraktor harus siap untuk diberikan sanksi. Pemberian sanksi sesuai dengan mekanisme yang ada.
“Ya, jikalau itu harus diungkapkan, tetapi kita harus berpikir sesuai mekanisme. Ikuti saja mekanisme yang berlaku ada hal yang harus ditindaklanjuti,” ujarnya.
Pemprov sendiri katanya, ingin agar tiga proyek itu selesai tepat waktu. Masukan-masukan dari DPRD kata dia, mesti ditindaklanjuti oleh kontraktor. “Sebagai pelaksana teknis, harus berpikir untuk selesai. Masukan, sah-sah saja. Harus diperhatikan,” ujarnya.
“Maksudnya, dipahamkan kepada masyarakat bahwa, kita ini kan melaksanakan pembangunan, sudah melalui proses dan tahapannya. Kalau ada hal-hal yang emergensi, darurat, kendala iklim, mestinya harus jadi pertimbangan. Kita berpikir positif. PUPR juga punya target selesai. Saya juga ingin itu selesai,” kata dia.
Terkait dengan perkiraan DPDR yang memprediksi bahwa pengerjaan akan molor, dia menghargainya. “Kalau ada pihak berpandangan sesuai dengan pengawasannya, kita hargai itu. Tapi kita ambil nilai positifnya, supaya bisa diarahkan cepat selesai,” ujar Ahmad Hijazi.
Dia juga tak menutup kemungkinan untuk memberikan sanksi kepada kontraktor jika pengerjaan molor. Namun itu juga mengacu kepada aturan.
“Mekanismenya ada. Kalau dia tidak selesai, bagaimana mekanismenya. Kalau ada penambahan 50 hari, ada mekanismenya. Membayarnya pun ada mekanismenya.
Seberapa besar yang harus dibayarkan, sesuai progres. Pokoknya on the track lah. Sesuaikan dengan mekanismenya,” kata dia.(dal)