PEKANBARU (RP)- Peradaban Islam ke depan diharapkan akan lahir di Asia Tenggara. Perjalanan sejarah umat manusia akan selalu mengalami perubahan pemikiran setiap enam abad sekali. Siklus perubahan tersebut merupakan pergumulan antara agama dan filsafat.
‘’Umat Islam harus menyikapi bukti sejarah dan membangun peradaban Islam ke depan, harus lebih mengarah pada kajian-kajian ilmu hadari, sehingga kita tidak menjadi selebriti di langit tetapi majhul di Bumi,’’ ungkap Wakil Menteri Agama Prof Dr H Nasharuddin Umar MA selaku keynote speaker dalam acara Seminar Internasional tentang ‘’Ilmu Wahyu dan Turats dalam Peradaban Islam’’, yang di taja Fakultas Ushuluddin UIN Riau bekerja sama UKM Malaysia.
Pembukaan seminar Internasional berlangsung khidmat dihadiri kurang lebih 150 peserta di Grand Central Hotel tersebut merupakan bentuk kongkret MoU antara Fakultas Ushuluddin dengan UKM Malaysia.
Rektor UIN Suska Riau, Prof Dr HM Nazir MA mengatakan, kegiatan-kegiatan ilmiah berskala internasional seperti ini semoga terus berlanjut, dan hal ini tidak hanya sekadar seminar saja, namun bisa menunjukkan embrio pembangunan peradaban Islam ke depan.
‘’Mengintegrasikan antara ilmu agama dan sains merupakan hal yang sangat penting, untuk membangun peradaban Islam yang akan datang,’’ ungkapnya.(jrr)