ROKAN HILIR

Mangrove di Rohil Banyak yang Rusak

Riau | Senin, 26 Oktober 2015 - 10:32 WIB

Mangrove di Rohil Banyak yang Rusak
Rahmatul Zamri

ROHIL (RIAUPOS.CO) - DI BAWAH sengatan matahari, Ahad  (25/10) siang kemarin, Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Rohil,  H Rahmatul Zamri menyaksikan pulau Berkley dari pelabuhan baru Bagansiapi-api. Pandangannya juga diarahkan ke tanaman mangrove yang tumbuh secara alami di bibir pulau Berkley.

‘’Harus diakui, bahwa kondisi mangrove di wilayah Kabupaten Rohil sudah banyak yang rusak,’’ kata Rahmatul Zamri yang ditemui Riau Pos kemarin di Pelabuhan Baru Bagansiapi-api.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mangrove yang rusak itu, lanjut Rahmatul, sebagian besar disebabkan oleh faktor alam. Salah satu diantaranya adanya kegiatan pasang surut air laut dan abrasi serta munculnya gelombang bono yang muncul secara alami.

Kondisi mangrove yang sudah banyak rusak itu, tambah Rahmatul, terdapat di sepanjang sungai Rokan. Selain itu, juga terdapat di tepian pantai di wilayah Kecamatan Pasirlimau Kapas serta daerah lainnya di pesisir pantai. ‘’Ini ditandainya ada tebing pantai yang longsor,’’ kata Rahmatul.

Dalam menjawab masalah kondisi mangrove yang sudah dinilai memprihatinkan itu, pihak Dinas Kehutanan Kabupaten Rohil telah mengusulkan program penghijauan ke anggaran perubahan tahun 2015. Dalam program penghijauan tersebut, Dinas Kehutanan Rohil mengusulkan anggaran sekitar Rp 2 miliar.

Hanya saja, program penghijauan tersebut diperkirakan bakal urung dilaksanakan. Karena, pelaksanaan penghijauan mangrove memerlukan proses dan waktu yang panjang. ‘’Waktu yang tersisa sudah sedikit. Untuk lelang saja sudah habis waktunya,’’ kata Rahmatul.

Selanjutnya, lanjut Rahmatul, menanam mangrove dalam kondisi yang waktu kecil memiliki resiko yang cukup besar. Dimana, dari kecil mengarah ke besar, mangrove memerlukan proses yang lama.

‘’Dikuatirkan, begitu ditanam, datang air, tanaman itu rusak lagi. Karena, akarnya belum kuat,’’ kata Rahmatul.

Atas berbagai pertimbangan, tambah Rahmatul, program penghijauan tanaman mangrove di anggaran perubahan tahun 2015 dengan dana sebesar Rp 2 miliar, tidak bisa digunakan karena waktu tak memungkinkan.  

‘’Kita rencanakan untuk dianggarkan di tahun mendatang,’’ kata Rahmatul.(adv/mal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook