Perlu Kesadaran Menjadi Melayu

Riau | Jumat, 26 Oktober 2012 - 08:54 WIB

PANGKALANKURAS (RP)- Helat-helat kebudayaan, khususnya yang bertajuk kemelayuan bisa dijadikan masyarakat-khususnya kaum muda-untuk lebih mengenal ihwal kemelayuan ini sehingga bisa membuat mereka kenal lebih dekat.

Bagi yang sudah kenal, helat kebudayaan hendaknya menambah rasa cinta mereka kepada Melayu itu sendiri.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sehingga dengan cinta itu, ke depan generasi yang bakal memegang tampuk kepemimpinan di segala lini di negeri ini bisa semakin memerhatikan keadaan Melayu dalam segala hal. Mulai dari kondisi ekonomi masyarakatnya, sosial hingga pengamalan keagamaannya.

‘’Helat budaya juga berfaedah agar semua masyarakat Melayu sadar akan sejarah dirinya. Dengan kesadaran itu, ia menjadi berbangga hati sebagai bangsa Melayu dan berbuat segala sesuatu demi menjayakan Melayu yang besar itu,’’ ujar Sudur SFilI menanggapi Helat Budaya di Tepian Langit: Ketika Laut Embun Bercerita yang insya Allahakan diadakan pada 3-4 November 2012 di Desa Rantaubaru, Kecamatan Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan.

Menurut tokoh agama sekaligus pemerhati adat Melayu Petalangan asal Pangkalan Panduk, Kabupaten Pelalawan ini, Helat Budaya di Tepian Langit hendaknya menjadikan semua masyarakat Melayu memerhatikan dan mengamalkan nilai-nilai agung adat Melayu yang semakin lama semakin tergerus waktu.

‘’Nilai luhur adat Melayu harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh masyarakat Pelalawan ini. Nilai agung itu telah teruji secara turun-temurun,’’ kata Sudur yang merupakan sarjana Filsafat Islam tersebut.

‘’Buatlah sesuatu yang berarti bagi diri sendiri, orang lain, segala makhluk dan terutama sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Bukankah kata Nabi Muhammad SAW, manusia yang baik itu adalah yang memberi manfaat bagi manusia yang lain?’’ ungkap Sudur.

Sementara itu, Kusnanto ST selaku tokoh muda Bandar Petalangan berharap, helat budaya ini bisa mengembalikan perilaku generasi sekarang kepada nilai luhur adat budaya mereka sendiri, apakah itu budaya Melayu, Jawa, Batak, Minang dan lain-lain.

Karena tidak satu pun nilai-nilai adat budaya dari segala jenis suku di dunia ini yang tidak bernilai luhur.

‘’Sebaiknya kerja seperti helat budaya di Rantaubaru ini bisa ditiru dan dilaksanakan pula oleh masyarakat Pelalawan yang lain. Tentu saja dengan cara dan program kegitan yang berbeda,’’ harap Kusnanto.(nhk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook