Peternak Disarankan Buat Pakan Sendiri

Riau | Rabu, 26 September 2018 - 14:00 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kenaikan harga bibit ayam dan pakan ternak, ternyata adalah dampak dari melemahnya nilai rupiah. Sebab, beberapa bahan baku pakan ternak itu, diimpor dari luar negeri. Sehingga peternak disarankan untuk menggunakan pakan atau ransum sendiri, yang berbahan baku dari lokal.

 

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Afif Hilmansyah mengakui adanya peningkatan harga bibit ayam dan pakan ternak tersebut. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk upaya penstabilan harga ini.

 

“Kalau soal harga pakan, bibit ayam, itu sudah kewenangan Dinas Perdagangan,” kata Afif saat ditemui di ruangan kerjanya, Selasa (26/9).

 

Namun, dia menyarankan agar para peternak untuk menggunakan pakan yang berbahan baku lokal. Selama ini kata Afif, bahan baku tersebut banyak yang berasal dari luar negeri. Seperti kedelai, jagung, dan tepung ikan.

 

“Kedelai, jagung, dan tepung ikan itu, memang banyak diimpor. Sebab, produksi dari dalam negeri, tidak mampu memenuhi kebutuhan dari dalam. Bahan baku pakan ternak, berkompetisi dengan kebutuhan manusia. Nah, kalau harga dollar naik, itu akan langsung naik juga,” kata dia.

 

Rata-rata kata Afif, peternak ayam broiler yang bermitra dengan perusahaan, menggunakan bahan baku impor itu. Harga pun ditentukan oleh produsen, yakni perusahaan mitra itu sendiri.

 

Berbeda dengan para peternak mandiri, yang tak bermitra dengan perusahaan. Bisa saja kata Afif, para peternak mandiri menggunakan pakan berbahan baku lokal. Sebab, mereka tidak terikat dengan mitra. “Jadi kita sarankan untuk peternak mandiri, lebih baik bikin ransum sendiri. Kita dukung dengan pengetahuan teknis,” ujarnya.

 

“Tapi kalau soal kebijakan harga dengan mitra, mekanisme pasarnya, itu bukan kewenangan kita. Itu sudah berada di dinas perdagangan,” ujar dia.

 

Dia juga menawarkan solusi bagi peternak, untuk membentuk koperasi. Tidak lagi bermitra dengan perusahaan. Sehingga, koperasi lebih mampu mengakomodir kepentingan-kepentingan yang ada pada para peternak tersebut.

 

Sebelumnya, peternak mandiri di beberapa daerah di Provinsi Riau saat ini tengah menghadapi kondisi buruk. Harga bibit ayam dan pakan ternak mengalami kenaikan.

 

Kondisi ini menjadi perhatian, karena sudah terjadi beberapa pekan terakhir. Untuk itu diharapkan ada solusi dari pemerintah daerah dan stakeholder terkait dalam menjawab persoalan yang dapat berimbas pada sektor ekonomi kerakyatan.

 

Seperti yang dirasakan Peternak Mandiri Kulim Pekanbaru Nasir. Menurutnya, kenaikan harga untuk bibit ternak dan pakan ternak tersebut semakin mengkhawatirkan dan dapat merugikan peternak mandiri yang sebagian besar adalah peternak kecil.

 

Dia tidak mengetahui penyebab terjadi kenaikan bibit dan pakan ternak tersebut. Hanya saja, menurutnya dalam aturan sudah jelas disebutkan bibit dan pakan ternak tersebut memiliki persentase 50 persen untuk disalurkan ke peternak mandiri di daerah.

 

“Kenaikan sudah mencapai 9,5 persen. Kalau naik lagi, kita akan bangkrut. Imbasnya cukup besar, karena kami memiliki pekerja yang menggantungkan hidupnya di usaha peternakan kecil tersebut. Kalau 10 orang saja yang bekerja pada peternak mandiri, dari 200 an peternak mandiri, bisa 2.000-an orang terancam mengganggur kalau gulung tikar,” keluhnya.(dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook