LAM Riau Taja Dialog Restorasi Ekosistem

Riau | Kamis, 26 September 2013 - 11:06 WIB

PEKANBARU (RP) — Keberadaan hutan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat Riau yang memegang adat Melayu.

Untuk itu, pengelolaan hutan harus juga memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan agar kesejahteraan manusia ikut terjamin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kesimpulan ini terangkum dalam Dialog Restorasi Ekosistem Riau yang ditaja Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau di Balai Adat Melayu Riau, Rabu (25/9). Hadir saat itu, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Dr Tenas Effendi, Ketua Harian LAM Riau Al azhar, Direktur PT Gemilang Cipta Nusantara (GCN) Dian Novarina, dan juru bicara Asia Pasific Resources Limited (April) Kusnan Rahmin.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan LAM se-Riau. Al azhar, berharap restorasi ekosistem yang sedang berjalan ini bila melibatkan masyarakat sekitar.

‘’Pertama, kita sudah mendapat informasi tentang restorasi ekosistem ini. Yang kedua, agar keterlibatan masyarakat dalam hal ini bisa maksimal. Jadi rerstorasi ekosistem Riau ini bisa membantu memulihkan kearifan lokal dan Melayu. Disamping juga memberikan sumbangan signifikan terhadap masyarakat lokal,’’ harapnya.

Direktur GCN Dian Novarina mengungkapkan, Climate Community and Biodiversity (CCB) merupakan standar global.

Ada lebih dari 130 proyek di berbagai negara yang telah menerapkan standar yang mampu mencegah emisi karbon dalam jumlah signifikan.

‘’Penerapan CCB juga berkorelasi positif terhadap pemulihan keanekaragaman hayati sekaligus berpotensi mendongkrak kesejahteraan masyarakat yang kehidupannya tergantung dari sumber daya di dalam dan sekitar konsesi RER (Restorasi Ekosistem Riau),’’ tuturnya.

Juru bicara April Kusnan Rahmin menjelaskan bahwa RER berkomitmen untuk melakukan upaya restorasi ekosistem di Semenanjung Kampar dalam rangka menjalankan tanggung jawab terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial secara berkelanjutan.

‘’Sebagai suatu program restorasi ekosistem jangka panjang, RER akan mengaplikasikan terobosan ilmu dan pengetahuan dalam merestorasi dan melindungi konsesi restorasi ekosistem seluas 1 20.265 ha sebagai kawasan hutan dengan keanekaragaman hayati yang dilindungi,’’ imbuh Kusnan.

Program RER merupakan suatu model kerja sama dengan para pemangku kepentingan termasuk masyarakat. RER bekerja sama dengan beberapa mitra, termasuk Fauna & Flora International (FFI), Daemeter, April dan Bidara.(*4/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook