SELATPANJANG (RP) - Masyarakat di Kepulauan Meranti khususnya di wilayah yang memiliki potensi tanaman nipah akan segera dilatih selama lebih kurang satu bulan ke depan akan dibekali pemahaman dalam pelatihan untuk memperlakukan nipah sehingga nantinya bisa diolah dan bernilai ekonomis.
Hal itu setelah nipah akan dimanfaatkan untuk diolah menjadi gula merah.
Untuk diketahui dalam jangka pendek potensi nipah di Meranti akan diolah menjadi gula merah. Sementara dalam jangka panjang nantinya nipah asal Meranti akan diolah menjadi bioetanol (pengganti bahan bakar) oleh PT First Flower.
Dr Ir Arief RM Akbar MSi didampingi rekannya Joko Purnomo dan J Darmawan, dari lembaga penelitian Agro Industrial Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan mengatakan bahwa mereka diminta oleh perusahaan yang akan mengelola nipah Meranti, PT First Flower memberikan pelatihan kepada masyarakat di Kepulauan Meranti untuk memberikan pelatihan bagaimana memperlakukan nipah sehingga nantinya bisa menghasilkan nira dalam jumlah yang banyak dan berkualitas.
‘’Kita akan melihat lokasi apakah bunga nipah sudah siap diolah untuk menjadi gula merah. Makanya kita akan cek ke lapangan. Karena nipah harus diperlakukan secara khusus sebelum nantinya niranya diambil. Sehingga bisa menghasilkan nira lebih baik dan banyak,’’ terang Dr Arief saat ditemui di Selatpanjang, Selasa (24/9).
Menurutnya keunggulan nipah adalah walaupun tidak produksi, maka tidak akan pernah mati. Kemudian katanya nipah di Meranti juga belum dimaksimalkan dengan baik karena baru dimanfaatkan untuk atap saja.
‘’Nipah ini sangat ekonomis jika dikelola dengan maksimal. Apalagi dalam jangka panjang nantinya bisa menjadi bioetanol. Nilainya bisa lebih baik dari pada sejumlah hasi perkebunan lainnya seperti kelapa, kelapa sawit dan lainnya,’’ katanya.(amy)