Laporan INDRA EFENDI, Tembilahan indra-efendi@riaupos.com
Harga gas elpiji di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir naik drastis hingga menembus Rp24.ribu per tabung. Hal ini membuat masyarakat menjerit.
Meski dengan harga tinggi seperti ini, warga tetap membelinya karena gas elpiji merupakan kebutuhan pokok rumah tangga. Harga yang mencapai Rp24.000 per tabung sangat melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah untuk Kota Tembilahan.
Seperti dituturkan salah seorang warga Kota Tembilahan, kenaikan harga elpiji 3 Kg terjadi secara tiba-tiba setelah terjadi kelangkaan sejak beberapa hari ini. Hal ini, menurut yang bersangkutan jelas membuat sesak nafas bagi rumah tangga yang berpenghasilan pas-pasan seperti dirinya.
‘’Saat ini sulit sekali mendapatkan gas elpiji 3 Kg. Kalaupun ada harganya sangat tinggi hingga mencapai Rp24.ribu hingga Rp25.ribu per tabung. Padahal sebelumnya kami beli per tabung hanya Rp17.ribu saja,’’ ungkap Inur (55) salah seorang ibu rumah tangga di Tembilahan, Rabu (25/9).
Menurut ibu beranak lima ini dirinya sudah terbiasa menggunakan gas untuk memasak dan rutinitas dapur lainnya. Beda halnya ketika program konversi minyak tanah ke gas mulai diterapkan pemerintah. Saat itu katanya banyak warga yang enggan menggunakan gas elpiji, apalagi untuk ukuran 3 Kg.
‘’Kenapa di saat kami sudah membiasakan memakai gas elpiji malah keberadaannya sulit didapat. Waktu dulu kami dipaksa-paksa untuk memakainya. Seperti ada yang salah dengan sistem di negara kita ini,’’ keluhnya dengan nada kesal.
Sementara itu, salah seorang penjual elpiji 3 Kg, Mahyuddin Arif mengaku terjadi pembatasan pengambilan dari pihak agen. Kalau pada saat normal, dirinya menerima gas elpiji setiap dua hari sekali. Namun saat ini sudah lebih 10 hari dirinya tidak menerima gas elpiji ukuran 3 Kg dari pihak agen.
‘’Sulit sekali untuk mendapatkannya. Kalaupun dapat kami di jatah 10 tabung dalam sekali pengambilan,’’ kata Mahyuddin.
Dia berharap kelangkaan ini tidak berlangsung lama. Pemerintah harus segera mengatasi. Apalagi dalam kondisi saat sekarang, semua kebutuhan pokok, kata Mahyuddin terus mengalami kenaikan.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Herwanissitas mengakui bahwa gas elpiji 3 Kg adalah kebutuhan pokok. Di setiap pojok dapur warga sudah terdapat kompor dan tabung gas. Namun sangat mengherankan di saat ini harga tabung gas 3 Kg melonjak naik sehingga membuat warga menjerit.
‘’Kita juga belum tahu pasti apa penyebab sampai gas elpiji subsidi bisa menjadi seperti ini. Kalau berdasarkan kabar yang kita terima, karena terjadi pengurangan kuota oleh pihak Pertamina. Kalau memang demikian apa maksud mereka. Apakah ada unsur kesengajaan untuk menyengsarakan masyarakat,’’ tanya Sitas.
Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Inhil, H Rudiansyah mendesak agar Pertamina menambah kuota gas elpiji 3 Kg. Pasalnya, kuota yang diberikan saat ini jauh dari standar keperluan masyarakat.
Menurut Rudiansyah, berdasarkan kuota yang ditentukan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Ditjen Minyak Bumi dan Gas (Migas), dalam satu bulan Inhil memerlukan sekitar 203.863 tabung gas ukuran 3 Kg. Tetapi pada kenyataannya, Pertamina hanya menyalurkan 141.600 sampai dengan 154.280 tabung gas per bulannya.(hen)