Lima Hot Spot di Meranti Hilang

Riau | Senin, 26 Agustus 2019 - 10:03 WIB

Lima Hot Spot di Meranti Hilang
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP La Ode Proyek SH pantau karhutla di Kmapung Balak, Kecamatan Tebingtinggi Barat. (*4/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Ahad (25/8) pagi, lima titik api terdeteksi di Kepulauan Meranti. Sejumlah titik api itu tersebar di Kampung Balak, Kecamatan Tebingtinggi Barat dengan status level confidence rata-rata 50 persen. Atas koordinasi yang baik dari tim satgas dan pihak pihak terkait, pada sore, api dapat dikendali.

"Iya pagi tadi (kemarin, red) ada lima titik api yang berada di Kampung Balak. Bahkan dalam upaya pemadaman tim satgas dibantu oleh Tim Manggala Agni. Tapi sore kondisi api masuk dalam tahap proses pendinginan," ujar Kalaksa BPBD Meranti, Edy Afrizal.


Walupun demikian, Edy tidak bisa memastikan kondisi tersebut akan berlangsung lama, mengingat kencangnya angin di lokasi kejadian. Seperti sebelumnya api kerap padam dan hidup kembali dibekas titik api. Hal itu dampak dari gambut yang telah mengering bekas area terbakar yang sensitif terhadap cuaca yang terik.

Selain itu persoalan minimnya ketersedian air menjadi kendala tim gabungan pemadam di Kepulauan Meranti. Bahkan beberapa hari yang lalu di Desa Insit, Kecamatan Tebingtinggi Barat, tim gabungan harus menggunakan air laut untuk memadamkan api yang ada di sana. Namun usaha tersebut kembali menemukan kendala, di mana akibat memaksakan mobil damkar untuk mengangkut air laut, pompa air mobil damkar berakhir rusak.

Bahkan mobil damkar juga sempat rusak dan tidak bisa beroperasi. "Ada dua mobil kita rusak, tapi satu sudah bisa jalan. Tapi tetap mesin pompanya rusak," sebut Edy Afrizal.

Kerusakan, dikatakan Eddy, karena mesin pompa damkar terus menyuplai air asin yang mengakibatkan bagian mesin ada yang pecah. Saat ini satu mobil damkar yang masih bisa beroperasi dibantu dengan alat pompa air Shibura yang digunakan untuk menyuplai air ke polytank, karena pompa air dari mobil damkar tidak bisa digunakan.

"Satu mobil tetap kami gunakan untuk mengangkut air. Kalau kita berhenti api bisa muncul lagi," ujar Eddy.(*4)

Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini

Editor Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook