Masih lekat di ingatan, video seorang ayah sembari menangis membawa anaknya melewati kerumunan mahasiswa di salah satu gedung UIN Suska Riau, Panam, Pekanbaru. Video itu viral di media sosial. Kini persoalan uang kuliah tunggal (UKT) yang dikenakan kepada calon mahasiswa pun masih jadi persoalan jelang berakhirnya batas waktu pembayaran.
(RIAUPOS.CO) -- MENURUT jadwal pembayaran uang kuliah di salah satu kampus negeri Pekanbaru berakhir kemarin (25/7). Aditya Gunawan, salah seorang calon mahasiswa UIN Suska Pekanbaru yang diterima di Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Matematika, punya cita-cita tinggi menjadi guru kelak.
Lahir dari pedalaman pesisir Riau, tepatnya Rokan Hilir, Adit mengalami kegalauan. Sebab warga Tanjung Melawan ini pun dikenakan biaya UKT. “Saya diterima di jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah UIN Suska Riau. Tapi tak bisa membayar UKT IV sebesar Rp3,2 juta,” kata Adit berkisah.
Memang untuk bisa kuliah di kampus sekarang ini dibebani biaya UKT. Nominalnya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan. Di UIN Suska sendiri, berdasarkan data yang dirangkum Riau Pos, terdapat sembilan kelompok dengan nominal biaya UKT yang berbeda. Misalnya ada disebut kelompok I, biaya Rp400 ribu. Dikabarkan untuk calon mahasiswa miskin atau kurang mampu dan disertai kelengkapan berkas yang diminta kampus sebagai prasyarat. Kategori kelompok ini sampai VII. Dengan besaran biaya yang terus meningkat, hingga angka Rp4,5 juta. Juga ada kelompok program Bidikmisi Rp2,4 juta per semester, juga ada kelompok mahasiswa asing dengan besaran sampai Rp5,5-7,1 juta. Bagi Adit, biaya ini terasa berat jika harus dibayarkan segera dalam waktu dekat atau hingga akhir pekan ini, sesuai jadwal pembayaran yang ditetapkan calon kampusnya.
“Tak bisa membayar, karena ayah sekarang sakit-sakitan,” sambungnya.
Sang ayah bernama Marlan hanya seorang pendodos sawit (tukang petik buah dari pohon sawit). Saat ini dia tengah sakit. Hal ini menjadi persoalan tersendiri bagi Adit.
“Sementara waktu terakhir pembayaran hanya tinggal tiga hari lagi atau hanya sampai Kamis (kemarin, red),” ujarnya.
Menurut Tria, abang kandung Adit yang kini kuliah di UIR jurusan olahraga dan terpaksa harus alpa studi karena belum bisa bayar uang kuliah dan semesteran. Orangtua mereka sudah menyerah menguliahkan Adit. Tapi Adit yang selama ini tidak pernah meminta apa-apa kepada orangtuanya sangat ingin kuliah dengan harapan ke depan bisa mengangkat ekonomi keluarga.
“Adit memohon ke saya agar ditemani ikut tes di UIN, kampus dambaannya. Dan ternyata dia diterima. Tapi kendalanya pada UKT IV. Saya berharap dia di UKT II hanya Rp925 ribu atau maksimal UKT IIl Rp1,85 juta. Saat ini kami benar benar bingung,” ungkap Tria.
Kisah Adit ini, pun sampai kepada orang nomor satu di Riau, Gubernur H Syamsuar. Dikabarkan, persoalan biaya UKT sudah ditanggung secara personal oleh mantan Bupati Siak ini dan berharap Adit dapat menjalankan kuliah dengan baik hingga mampu mencapai cita-citanya.
“Belajarlah yang baik,” kata Syamsuar saat dikonfirmasi Riau Pos.
Disinggung persoalan besaran biaya UKT dan dinilai membebani mahasiswa kurang mampu, Gubernur menegaskan pihaknya akan mengupayakan lewat bantuan pendidikan yang disebut Bidikmisi.(*2)
Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Pekanbaru
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Rindra Yasin