DUMAI (RIAUPOS.CO) - MUHAMMAD Simuzen tak mampu menahan air matanya saat berada di Mapolres Dumai, Selasa (25/7) kemarin. Pria berumur 25 tahun itu salah satu warga negara asing (WNA) asal Bangladesh yang diamankan Mapolres Dumai.
Melihat Simuzen menangis tampak komdan (46) WNA asal Bangladesh lainnya juga ikut meneteskan air mata. Mereka tampak takut ditahan, padahal mereka hanya diamankan dan akan diserahkan ke imigrasi untuk dipulangkan.
“Saya takut, kami ditipu oleh agen, katanya (agen di Bangladesh, red),” ujar Simuzen kepada Riau Pos menggunakan bahasa Malaysia yang terbata-bata.
Ia mengaku dijanjikan akan kerja di Malaysia oleh agen yang ada di Bangladesh, namun ternyata tidak, mereka malah dibawa mutar-mutar. “Dari Bangladesh kami ke Singapura kemudian masuk ke Indonesia (Medan, red), kami sudah tujuh hari di Indonesia,” sebutnya.
Untuk biaya, Simuzen menyebutkan dirinya bersama-sama temannya diminta untuk membayar uang sebesar 15 ribu ringit. “Kami dijanjikan kerja di kilang, tapi kalau sudah seperti ini lebih baik kami pulang saja ke Banglades,” tuturnya.
Ia mengaku sudah berada tujuh hari di Indonesia bahkan diinapkan dirumah yang tidak mereka ketahui. “Kadang dikasi makan, kadang tidak, saat ini kami hanya mau minta pulang,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Dumai AKBP Donald Happy Ginting mengatakan Polsubsektor Dumai mengamankan 47 WNA Bangladesh sedang naik travel di Bukit Timah.
”Kami sedang dikoordinasikan pihak Imigrasi, untuk proses lebih lanjut,” tuturnya singkat.
Dumai memang memiliki wilayah strategis membuat Dumai menjadi jalur favorit penyelundupan imigran ilegal ke Malaysia. Bahkan ternyata sejak Agustus 2016 hingga Maret 2017 ada sekitar 2.381 Imigran yang dikirim ke Malaysia lewat jalur ilegal.(ksm)