JAKARTA (RP) - Pemerintah pusat semakin serius menyikapi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
Jika sebelumnya sebanyak 2.300 Satuan Tugas (Satgas) sudah bekerja mengatasi kabut asap yang melanda hingga Malaysia dan Singapura tersebut, kemarin ditambah lagi 3.049 personel.
Pelepasan langsung dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Markas Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma Selasa (25/6).
Satgas beranggotakan tim dari TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kemenkes, Kemenhut, Kemensos, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Khusus TNI, disebutkan ditambah sebanyak 2.000 personel terdiri 600 Polri, 600 Marinir TNI AL dan 600 Kostrad TNI AD ditambah 200 pasukan gabungan.
‘’Para prajurit TNI, Polri, dan anggota Satgas yang saya cintai. Kalian sudah tahu tugasnya apa?” tanya SBY. Dengan serempak, para anggota menjawab tugas mereka adalah memadamkan api.
Mendengar jawaban tersebut, SBY melanjutkan bahwa tugas mereka adalah mengatasi kebakaran dan asap yang terjadi di Riau.
Tidak sekedar mengecek kesiapan para anggota Satgas, SBY juga sempat memeriksa kondisi empat dari sembilan pesawat yang digunakan untuk memadamkan api. Armada pesawat pemadam kebakaran tersebut antara lain sebuah pesawat CN-235, sebuah CN-295 dan tujuh Hercules C-130.
Sementara itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif memaparkan, jumlah anggota Satgas yang akan diterjunkan adalah 3.049 personil. Pasukan tersebut diberangkatkan dalam dua gelombang, kemarin dan hari ini, Rabu (26/6).
“Sedangkan yang sudah existing di sana terdiri dari tentara, Kemenhut, Kemensos itu sudah 2.300 personil. Tugasnya kita bagi-bagi, ada yang memadamkan api. Ada yang melakukan bakti sosial berupa kesehatan. Karena kita juga mendengar wilayah-wilayah yang terkena bencana asap mulai terjangkit penyakit, salah satunya ISPA,” jelasnya di Lanud Halim Perdanakusuma, kemarin.
Para anggota Satgas tersebut, lanjut Syamsul, akan diterjunkan di delapan kabupaten di Riau. Yakni, kabupaten Dumai, Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri hilir, Indragiri Hulu dan Siak.
Sementara terkait perkembangan hot spot, dia memaparkan hingga kemarin, dilaporkan berdasarkan satelit milik BMKG, terdapat 265 hot spot. Bukan ribuan seperti isu yang beredar.
‘’Ada yang bilang sekian ribu, sampai kompor pecel lele pun juga hot spot. Tidak (tidak benar). Itu ada analisisnya. Jadi mohon diberitakan, kita hanya pakai satu data yang bisa dipertanggung jawabkan keakuratannya. Dari situ (satelit) kita bisa melihat sampai tingkat kecamatan,” lanjutnya.
Namun, kata Syamsul, yang terpenting saat ini adalah ketersediaan pesawat. Menurut rencana, pemerintah akan melakukan water bombing untuk memadamkan api.
Namun, hingga kini, jumlah pesawat masih terbatas. “Kita sekarang menunggu ketersediaan pesawat untuk water bombing. Saya tadi juga minta bantuan dari Kemenlu untuk mencari dari Rusia, dari Kanada, dari Australia atau Korea. Ini kita sedang cari, kita sewa secepatnya,” jelasnya.
Ketika ditanya negara mana yang terkena dampak paling banyak, Syamsul menegaskan masyarakat Indonesia justru paling menderita dengan adanya kabut asap itu. Bukan kedua negara tetangga, Malaysia maupun Singapura. Syamsul menekankan, kabut asap tersebut menjangkau kedua negara tersebut, akibat faktor alam.
“Jadi ini juga tidak semata-mata karena manusia. Keberhasilan untuk upaya pemadaman ini juga tergantung effort manusia, tapi juga perlu dibantu alam. Misalnya kalau kita membuat teknologi modifikasi cuaca, kalau tidak ada alamnya bagaimana. Kita sangat bergantung pada keadaan cuaca,” tegasnya.
Terkait delapan perusahaan yang diduga terlibat dalam upaya pembakaran lahan, Kapolri Timur Pradopo berkilah bahwa hal tersebut masih menjadi domain BNPB. Namun, dia tidak membantah jika pihaknya juga melakukan penyelidikan.
“Jadi gini Dik. ini semua kan dikelola oleh BNPB ya. Nanti menunggu resminya dari BNPB. Tapi yang jelas kita sedang melakukan penyelidikan. Nanti akan disampaikan (hasilnya),” ujarnya.
Soal sanksi, Timur menuturkan hal tersebut akan dilakukan sesuai ketentuan. Namun untuk saat ini, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan secara intensif. “Kita melihat misalnya kenapa ada api, dimana titiknya, masih terus seperti itu. Kita tunggu hasilnya nanti,” imbuhnya.
Hujan Buatan Mulai Efektif
Operasi hari kelima penanganan bencana asap di Provinsi Riau, dengan penaburan garam di awan atau dikenal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai membuahkan hasil dengan turunnya hujan buatan di beberapa titik, seperti Pekanbaru, Dumai, Bengkalis dan Indragiri Hilir (Inhil), Selasa (25/6).
“Kawasan Duri, Bengkalis, Pekanbaru, Dumai dan Inhil Alhamdulillah sempat terjadi hujan pasca penaburan garam (NaCL) sejak lima hari terakhir, meskipun intensitas tidak terlalu tinggi namun proses yang dibuat cukup efektif,” kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kol Pnb Andyawan.
Pernyataan tersebut disampaikan pasca rapat tim bencana asap siang kemarin di Markas Operasi TNI AU yang dipimpin langsung Wakil Gubernur Riau (Wagubri) HR Mambang Mit dan diikuti langsung Insiden Komandan tanggap darurat bencana asap Provinsi Riau, Danrem 031/WB, Teguh Rahardjo, Danlanud, Danlanal Dumai, Kol Budi Purwanto dan Wakapolda Riau, Kombes Pol Agus Sofyan Abadi.
Dengan adanya hujan di beberapa daerah, baik Andyawan maupun Teguh Rahardjo berharap dapat menekan angka titik api yang cukup tinggi.
Karena untuk total titik api yang terpantau hari ini (Kemarin) baru bisa diketahui besok (hari ini). Hujan yang turun sendiri, dilanjutkannya memang tidak bisa dipastikan lokasinya tepatnya sebab kondisi awan yang tetap bergerak.
Mengenai penambahan satuan tugas, diketahui sejak pukul 16.00 WIB hingga malam tadi, pasukan tambahan terus mendarat di markas operasi TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Mereka nantinya akan diturunkan untuk membantu penanganan Karhutla, dari darat dan udara bahkan laut jika diperlukan sesuai dengan peralatan dan kebutuhan di lapangan.
‘’Mana titik yang paling banyak api akan diarahkan kesana. Tim gabungan dari pusat ini kita prioritaskan untuk ditempatkan di Dumai untuk Marinir, Bengkalis dan Rohil,” kata Insiden Komandan Tanggap Darurat Bencana Asap Provinsi Riau, Danrem 031/WB, Teguh Rahardjo saat ditemui di Lanud, Pekanbaru.
Dilanjutkannya, mulai hari ini, Rabu (26/6) penanganan dari udara juga akan mendapatkan bantuan dari dua Helikopter RAPP. Selain bantuan jasa transportasi tim juga berharap pihak perusahaan mampu memberikan dukungan lainnya kepada tim yang diturunkan di lapangan.
Sementara itu Wagubri menghimbau kepada seluruh pihak supaya dapat memaksimalkan koordinasi. ‘’Selain fokus kepada penanganan Karhutla dan kabut asap dimaksimalkan, seluruh Satker terkait juga musti memperhatikan dampak dari bencana asap ini. Seperti kesehatan, keamanan dan keselamatan harus pula diperhatikan,” beber Mambang.
Kendati beberapa kabupaten/kota sempat diguyur hujan, namun versi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru menyatakan hujan tersebut murni.
Kepala Stasiun BMKG, Ferry Sitorus melalui staf analisa Yudhistira kepada Riau Pos, Selasa (25/6) menjelaskan hujan di sebagian Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Meranti tersebut bukan hujan buatan.
‘’Sesuai dengan prediksi awal, karena dari suhu panas yang terjadi sepekan terakhir ini ada pertumbuhan awan hujan, jadi bukan hujan buatan,’’ jelasnya.
Awan yang digunakan untuk membuat hujan buatan adalah jenis awan Cumulus (Cu) yang bentuknya seperti bunga kol. ‘’Tapi yang terjadi saat ini, adalah murni dari awan CB,’’ tegasnya. Untuk temperatur suhu saat ini, di Riau masih mengalami suhu ekstrim 35,5 derajat celsius.
Sehari 12 Penerbangan Terlambat
Kabut asap masih mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru. Sebanyak 12 penerbangan mengalami keterlambatan, Selasa (25/6).
‘’Ya sangat mengganggu, rata-rata sehari itu sejak kabut asap sebanyak 12 penerbangan itu mengalami keterlambatan, baik dalam negeri maupun luar negeri,’’ jelas Airport Duty Manager PT (persero) Angkasa Pura Bandara SSK II Baiquni kepada Riau Pos di kantornya.
Diinfokan juga untuk aktivitas penerbangan Selasa, secara keseluruhan berlangsung aman dan lancar dan jarak pandang pun normal berada diatas 2000 meter.
‘’Penerbangan pertama sekitar pukul 06.30 WIB lancar, dan kedatangan pertama sekitar pukul 06.55 WIB juga lancar, hingga siang pun masih aman,’’ katanya.
Jadi masalah yang terjadi dari 75-80 penerbangan perhari di SSK II dengan 14 maskapai penerbangan dengan rata-rata penumpang itu mencapai 9.000, yang sering dialami oleh maskapai itu adalah melakukan holding (mutar-mutar) diatas, lalu divert (pengalihan pendaratan) dan return to back stand (RTB). Tiga sering dilakukan ketika kondisi cuaca memburuk.
Pengungsi Masih Bertahan
Sebagian warga pengungsi yang merupakan korban dari kebakaran lahan, hutan dan kebun yang terjadi di Kepenghuluan Memugo kecamatan Tanah Putih, Rohil sudah ada yang meninggalkan Posko pengungsian.
“Sudah ada kembali ke kampung halaman masing-masing, rata-rata orang Sumut,” kata Camat Tanah Tanah Putih, Suryadi. Tentang kebutuhan makanan, pakaian dan obat-obatan untuk para pengungsi dikatakannya cukup terpenuhi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya bantuan yang terus berdatangan dalam sepekan terakhir dari berbagai pihak.
‘’Kita lihat untuk keperluan tersebut aman, begitu juga keperluan untuk makanan bayi dan air bersih. Kita siapkan sumur di belakang di mana warga yang diungsikan untuk mandi dan lainnya,” kata Suryadi.
Pada Senin malam kemarin terang Suryadi bantuan untuk pemadaman lahan berdatangan. Tiga unit helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tiba dan mendarat di stadion Ujung Tanjung.
“Ada bantuan dari Korem juga, kita juga dibantu Kostrad sebanyak 150 orang, tujuannya terutama untuk penanggulangan kebakaran agar tak meluas terutama di wilayah Sekeladi Hilir, Memugo dan kawasan Simpang Pemburu dan Batang GS,” kata Suryadi.
Sebelumnya 50 KK menempati Posko karena kehilangan tempat tinggal yang dilalap api di kepenghuluan Memugo itu. Datuk Penghulu Memugo Juliar mengatakan 164 warga pengungsi ditempatkan pada tiga Posko yaitu di Jalan Lestari dusun Rokan Maju, Jalan Putri Ayu dusun Rokan Jaya dan di pos polisi di kepenghuluan yang berbatasan dengan Dumai tersebut.
Sekitar 70 persen lahan kebun, bersama pemukiman warga sekitar 18 unit rumah rusak dan terbakar api. Dengan luasan diperkirakan 600 hektar lebih, khusus di kepenghuluan itu saja.
Kemudian kebakaran lahan di Kepenghuluan Sekeladi Hilir lebih dari 1.000 hektare, seperti diterangkan Datuk Penghulu Hamsar. “Sampai saat ini sudah lebih 1.000 hektare, terjadi di dusun I dan II, rata-rata lahan berisi dengan tanaman sawit dan karet. Tapi sejauh ini tidak ada korban jiwa atau kerusakan material berupa bangunan rumah,” kata Hamsar.
Sedangkan kebakaran lahan di kepenghuluan Rantau Bais dinyatakan sebagian besar sudah terkendali. Datuk Penghulu Rantau Bais Al Juflizar mengatakan kondisi lahan yang terbakar tinggal bara saja, tapi tetap dikhwatirkan bisa terbakar lagi. “Untuk bantuan pemadaman kita mendapatkan bantuan dari personil Kodim 0303 BKLS,” pungkasnya.
Sementara itu di Kabupaten Siak dilaporkan, Unit Reskrim Polsek Sungai Apit menangkap satu orang yang diduga pelaku pembakaran lahan di areal konsesi PT Arara Abadi, Jalan Doral Km 14 Desa Sungai Rawa Kecamatan Sungai Apit.
‘’Bersama tersangka di sita barang bukti berupa mancis,1 buah polibek bekas dan 1 potong kayu yang sudah terbangkar.Tersangka dan barang bukti kini diamankan di Polsek Sei Apit,’’ jelas Kapoksek Sei Apit AKP Ali Azar, Selasa (25/6).(ken/jpnn/egp/gus/fad/wik/hpz)