Kualitas Udara Riau Tidak Sehat

Riau | Selasa, 26 Juni 2012 - 08:55 WIB

Laporan DESRIANDI CANDRA, Pekanbaru desriandi-candra@riaupos.co

Riau masih diselubungi kabut asap yang cukup tebal hingga kini. Diduga ini terjadi karena pembukaan lahan yang dilakukan dengan cara membakar. Hasil pengukuran tingkat kualitas udara yang dilakukan Dinas Kesehatan (Diskes) Riau menunjukkan kualitas yang tidak sehat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Udara di Riau melewati kualitas yang dikategorikan sehat. Rata-rata mencapai lebih dari 100 tingkat kualitas udara. Itu artinya, kualitas udara di Riau tidak sehat.

“Hasil pengukuran kualitas udara, kualitasnya tidak sehat hingga sekarang,” ungkap Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tengku Zul Effendi SH, Senin (25/6) di ruang kerjanya.

Tengku Zul Effendi menjelaskan, pengukuran kualitas udara menggunakan alat pengukur milik PT Chevron. Pasalnya, alat pengukur kualitas udara milik Pemda tidak bisa berfungsi saat ini. Untuk wilayah Rumbai misalnya, kualitas udara mencapai titik ambang baku 126, Dumai 133. “Dan ini menandakan kualitas udara tidak baik,” ujarnya.

Dijelaskannya, kualitas udara yang dikategorikan baik yakni dengan angka 50 ambang baku udara. Sedang 50-100, tidak sehat 100-200, berbahaya 200-300 dan kualitas yang dikategorikan sangat berbahaya yakni kualitas udara 400 ke atas.

Kualitas udara diukur dengan menggunakan alat khusus yang menyangkut kadar oksigen, asap, jarak pandang dan beberapa item lainnya.

Langkah yang bisa dilakukan Dinas Kesehatan Riau saat ini yakni melakukan imbauan agar masyarakat untuk saat ini mengurangi waktu keluar rumahnya. Apalagi, bagi anak-anak.

“Untuk saat ini kita hanya lebih banyak menganjurkan masyarakat untuk mengurangi aktivitas keluar rumah. Apalagi saat malam hari bagi anak-anak,” ujarnya.

Dengan kondisi Riau yang masih diselimuti kabut asap yang cukup tebal, penyakit yang paling mengancam adalah ISPA atau gangguan saluran pernafasan pada bagian atas. Menggunakan masker, hanya bisa untuk meminimalisirnya.

Tengku Zul Effendi mengatakan, secara lengkap Diskes Riau belum menerima laporan masyarakat yang terserang Ispa. Tapi dari data sementara, di beberapa kabupaten/kota yang tingkat ketebalan asapnya cukup tinggi, seperti Dumai, kasus ISPA mengalami peningkatan dari kondisi normal. Rata-rata mencapai 40-50 kasus Ispa per hari yang menyerang warga di Dumai.

Depkes Bantu 10 Ribu Masker

Usulan Dinas Kesehatan (Diskes) Riau untuk penambahan masker, disetujui Departemen Kesehatan (Depkes) RI. Depkes mengalokasikan sebanyak 10 ribu masker untuk Provinsi Riau.

Dalam waktu dekat, bantuan tambahan masker ini segera didistribusikan Depkes ke Pemprov Riau melalui Dinas Kesehatan Riau.

“Depkes menyetujui bantuan sebanyak 10 ribu buah masker untuk Riau,” sebut Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tengku Zul Effendi SH, Senin (25/6) di ruang kerjanya.

Diskes Riau, lanjut Tengku Zul Effendi, memang mengusulkan penambahan masker ke Depkes RI. Pasalnya, stok masker yang dimiliki Diskes Riau sudah sangat menipis. Hanya sekitar 4000 buah masker.

Sebab sebagian besar stok masker yang dimiliki sudah lebih dulu dibagi-bagikan ke daerah yang sangat membutuhkan, seperti Dumai, Rohil dan Kota Pekanbaru sendiri.

Tambahan 10 ribu masker tersebut belum ditentukan daerah penerimanya. Tapi lebih pada emergensi bagi daerah-daerah yang membutuhkan. “Begitu ada daerah yang meminta bantuan masker, kita segera distribusikan ke masing-masing daerah,” ujarnya.

Penggunaan masker, dari sisi kesehatan hanya bisa sedikit mengurangi masuknya kabut asap yang tidak sehat yang bisa menyerang bagian atas tenggorokan manusia. Akibatnya bisa terserang Ispa. “Tapi lebih sekadar langkah pencegahan saja,” ujarnya.

Upaya yang penting dalam menghentikan kabut asap ini, adalah dengan kesadaran semua lapisan masyarakat. Baik perusahaan, oknum masyarakat dan tindakan kongkret dari pemerintah dalam penanganannya.

“Kalaulah semua kita sadar kalau membuka lahan dengan cara membakar lahan adalah tidak sehat, merusak lingkungan dan merugikan banyak pihak, kita yakin di Riau takkan ada lagi kabut asap seperti yang sekarang ini terjadi tiap tahunnya,” jelasnya.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook