Adat Melayu Jati Diri Riau

Riau | Selasa, 26 Juni 2012 - 08:51 WIB

PEKANBARU (RP) - Adat Melayu merupakan jati diri masyarakat Riau.  Adat Melayu yang hakiki tidak boleh terkikis oleh budi pekerti dan perkembangan zaman.

Untuk mewujudkan itu, seniman di Riau harus tetap dengan jati dirinya, sehingga dapat mewujudkan titah budaya di Bumi Lancang Kuning.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit disela-sela pengukuhan pengurus Dewan Kesenian Riau (DKR) masa khidmat 2012-2017 di Laman Bujang Mat Syam Kompleks Bandar Serai (Purna MTQ), Pekanbaru, Senin (25/6) malam.

Wagubri menambahkan, dalam rangka melestarikan nilai budaya, DKR dinilai juga berperan untuk ikut berpartisipasi memfilter budaya asing yang tidak relevan dengan nilai-nilai budaya.

‘’Esa hilang dua terbilang, takkan Melayu hilang di bumi. Adat resam budaya Melayu yang hakiki tidak boleh kehilangan jati dirinya. Untuk itu, kita perlu bersama-sama memegang titah budaya Melayu, sehingga memberikan manfaat yang besar bagi kita semua,’’ ungkap Wagubri.

‘’Apa tanda kayu sialang, di sana tempat bersarang lebah. Apa tanda Melayu terbilang, memegang adat menjunjung marwah,’’ tambahnya.

Turut hadir dalam kegiatan yang kental dengan nuansa seni dan budaya itu, Ketua DPH LAM Riau Al azhar, budayawan dan seniman Riau seperti Rida K Liamsi, Taufik Ikram Jamil, Yusmar Yusuf, Amrun Salmon dan Pimpinan Angkatan Sastrawan/sastrawani H Firdaus.

Selain itu juga terlihat hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Priwisata Riau Said Syarifudin, tokoh masyarakat Riau, Soemardi Taher, perwakilan Dewan Kesenian kabupaten/kota se-Riau serta ratusan seniman yang terlihat mengikuti rangkaian kegiatan dengan khidmat.

Menurutnya, kesenian dan budaya Melayu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Riau.

Dengan menyadari pentingnya sistem adat itu, maka ke depan yang harus diperjuangkan adalah bagaimana peran aktif dalam mengembangkan sistem adat Melayu. Seperti dengan berkesenian Melayu, sehingga tidak menjadi kerdil dan dapat menjadi cerminan dan landasan bagi masyarakat.

‘’Saya pikir itulah harapan kita semua, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan seluruh masyarakat di Riau,’’ terang Wagubri.

Dia juga menegaskan bahwa kesenian dan budaya Melayu merupakan bagian terpenting dalam visi Riau 2020. Untuk itu, Mambang Mit mengajak seluruh seniman di Riau untuk dapat meningkatkan kebersamaan dan eksistensi untuk dapat membantu dalam mewujudkan masyarakat Melayu yang bermarwah dan bermartabat.  

‘’Seniman Riau harus mampu bersaing dan tidak menjadi penonton di negeri sendiri,’’ harapnya.

Ketua Umum DKR Riau Drs H Kazzaini Ks mengatakan, DKR adalah rumah bagi seniman di Riau yang berperan untuk mengangkat marwah kesenian Riau. ‘’Kami berazam, ke depannya, DKR posisinya lebih kepada penyelaras, sebagai koordinator Dewan Kesenian kab/kota se Riau,’’ imbuh Kazzaini.

Dalam kesempatan tersebut, juga disemarakkan dengan pembaca puisi oleh Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit dengan judul ‘’Burung Waktu’’. Selain itu, Seniman dan Budayawan Riau, Rida K Liamsi juga membacakan hasil karya sastranya dengan judul ‘’Pancang Nibung’’.  

Suasana makin semarak dengan penampilan karya sastra berupa sajak dan pantun Seni Mukun dari Brunei Darusalam. Pertunjukan grup musik Bujanggi (jazz Melayu), Blacan Aromatic serta penampilan drama ‘’Batu Belah’’ oleh Teater Selembayung.(rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook