BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Puluhan ton ikan keramba jenis ikan mas dan nila mati di waduk PLTA Koto Panjang, Kecamatan XIII, Koto Kampar, Kabupaten Kampar. Masyarakat dan para petani ikan menduga bahwa ikan-ikan tersebut mati akibat tercemar limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik salah satu perusahaan.
Menyikapi informasi tersebut, pada Sabtu siang (25/1), tim Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar yang terdiri dari tim Dinas Perikanan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kampar turun meninjau lokasi.
Tim dipimpin oleh Kepala BLH Kampar Drs H Basrun MPd dan didampingi oleh Kabid Pengawasan BLH Azwir, Kabid Sumber Daya Perairan Zulfahmi beserta sejumlah staf. Tim berangkat menelusuri waduk PLTA menuju ke arah Barat untuk mencari lokasi yang diduga sebagai sumber pembuangan limbah.
Dari hasil tim turun tersebut, ikan mulai banyak mati sejak Kamis (9/1) hingga kemarin. Ikan mati di keramba milik Ali, Ijon dan Sitorus, yang mana ikan terbanyak mati di keramba milik Ali dan Ijon. Ali memperkirakan kerugian mencapai 40 ton, dan Ijo sekitar 30 ton, sedangkan Sitorus jumlahnya tidak terlalu banyak. Total kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Kepada Riau Pos, Basrun menyampaikan bahwa untuk membuktikan dugaan masyarakat tersebut pihaknya harus melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap sampel air yang sudah diambil kemarin. Apabila sampel air yang diambil dekat anak sungai yang berada dekat Waduk PLTA terbukti tercemar dari hasil penelitian laboratorium, maka tentu akan dilakukan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.
‘’Sekarang kami belum bisa menyimpulkan penyebab ikan mati, apakah karena air tercemar atau sebab lain. Sebab secara profesional, kita bekerja harus berdasarkan hasil penelitian labor yang akurat,’’ ujar Basrun yang tadi malam baru pulang dari lokasi waduk PLTA koto Panjang.(why)