Laporan SYAHRI RAMLAN, Bagansiapi-api syahri@riaupos.com
”Tanaman nanas itu, dari tunas sampai ke batang termasuk kulit bisa diolah,” ujar tenaga pendamping Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Yayasan Nurul Insan, Alkahfi Sutikno.
Melalui program LM3 2011 dari Kementerian Pertanian Indonesia, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Insan yang berada di Kepenghuluan Langgadaihulu, Kecamatan Rimbamelintang, Kabupaten Rohil mulai mengembangkan pendidikan muatan lokal.
Pendidikan muatan lokal yang dikembangkan itu dititikberatkan kepada kegiatan pertanaman di sektor tanaman hortikultura khususnya nanas.
‘’Kegiatan pendidikan lokal ini sangat bagus. Karena, materinya sesuai dengan potensi alam atau lingkungan yang bersifat produktif. Ke depan dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Selain itu dampaknya bagi masyarakat sekitar sangat positif. Terlebih dapat memotivasi para masyarakat lain khususnya petani untuk dapat mengembangkan komoditi ini. Apalagi, sebagian besar lahan kita berupa gambut sangat cocok untuk tanaman nanas,’’ kata Ketua Penyelenggara LM3 MTs Nurul, Abdullah SpdI, didampingi Kepala MTs Nurul Insan, Slamet SpdI, dan Pendamping LM3 Yayasan Nurul Insan, Alkahfi Sutikno.
Merealisasikan kegiatan pendidikan muatan lokal dengan menumbuhkembangkan sektor tanaman holtikultura seperti nanas yang dilaksanakan siswa MTs Nurul Insan ini ternyata sudah berlangsung hampir selama dua bulan.
Luas lahan yang sedang dikembangkan untuk kegiatan tanaman holtikultura tersebut mencapai sekitar 3 hektare.
Malahan, tahapan berikutnya sudah menitikberatkan kepada pemberian pupuk dan perawatan.
‘’Kesimpulannya, melalui pendidikan lokal ini, siswa MTs Nurul Insan langsung praktik di lapangan. Sehingga nanti peserta didik mendapatkan ilmu yang produktif untuk peningkatan kesejahteraannya. Apalagi peserta didik mempelajarinya dari mulai persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, perawatan, pemanenan dan pengolahan hingga pemasaran,’’ timpal Slamet.
Dari segi ekonomi ternyata tanaman nanas sangat menguntungkan nilai ekonomis yang cukup prospektif bila dikembangkan secara optimal dengan melibatkan semua unsur dan elemen yang terkait termasuk kalangan instansi terkait.
Tanaman nanas juga bisa diterapkan melalui sistim tumpang sari dengan kelapa sawit.***