Pengembangan Jalita Jadi Prioritas

Riau | Sabtu, 25 Agustus 2012 - 08:52 WIB

PEKANBARU (RP)- Program pengembangan jalan, listrik dan air minum (jalita) dirancang masuk dalam program prioritas tahun 2013.

Ini menjadi perhatian, karena tiga poin tersebut dinilai memiliki korelasi positif dengan program pengentasan kemiskinan, kebodohan dan infrastruktur (K2I) yang sedang digalakkan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit kepada Riau Pos, Jumat (24/8) di Kantor Gubernur Riau. 

‘’Insya Allah program jalita menjadi prioritas untuk tahun 2013. Ini penting, karena jalan, listrik dan air minum langsung bersentuhan dengan masyarakat,’’ papar Wagubri.

Saat ditanyakan mengenai keyakinan untuk menyelesaikan tiga permasalahan tersebut, dia optimis dapat menyelesaikan tiga poin itu dengan waktu tiga tahun. Hanya saja, untuk penerapannya harus bersinergi bersama seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Riau.

Untuk itu, dia akan menginstruksikan instansi terkait agar melakukan koordinasi bersama pemerintah kabupaten/kota se-Riau. Sehingga harapan yang ingin dicapai dapat direalisasikan secara maksimal.

‘’Saya yakin target penyelesaian permasalahan jalita dapat dicapai, karena ini sangat realistis. Upaya ini juga merupakan tindak lanjut dari program K2I. Jalita juga bagian dari infrastruktur yang dapat menunjang pengentasan kemiskinan dan kebodohan. Jadi lebih detail dan fokus pada objek,’’ tutur Wagubri.

Dia menilai, jalita merupakan keperluan secara menyeluruh. Sehingga tidak ada alasan daerah tidak mendukung program itu.  Dengan sinkronisasi, penanganan jalita akan dituntaskan sampai ke pelosok desa.

Hal itu menjadi perhatian, karena setakat ini tingkat elektrifikasi yang baru terpenuhi masih berada pada kisaran 52 persen.

Parahnya lagi, kebutuhan air bersih untuk wilayah perkotaan baru terpenuhi sekitar 22 persen dan untuk wilayah pedesaan masih di pusaran 17 persen. Sedangkan untuk kebutuhan jalan baru tersebut 70 persen.

Lebih jauh dikatakan Wagubri, dengan penanganan masalah jalita itu dapat memberikan pengaruh positif pada peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) masyarakat Riau.

Jika tidak terpenuhi secara optimal dikhawatirkan akan menjadi hambatan untuk berbagai kegiatan pengembangan dan invenstasi yang sedang jadi perhatian.

Sementara itu saat ditanyakan mengenai langkah untuk mencapai tujuan itu, dia mengaku sudah sudah mempersiapkan beberapa formula untuk alternatif penanganan.

Mulai dari merencanakan koordinasi untuk menjadi prioritas dalam proyek multi years, hingga pertimbangan penggunaan surat berharga yang dimiliki Pemprov Riau.(rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook