Kenali Kriteria Kualitas Daging

Riau | Kamis, 25 Juli 2013 - 10:13 WIB

PEKANBARU (RP) — Keperluan daging di masyarakat terus meningkat, terutama di bulan Ramadan dan jelang hari raya Idul Fitri.

Masyarakat pun diimbau untuk mengenali kriteria kualitas daging baik yang memenuhi keperluan protein hewani yang sangat diperlukan oleh manusia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kabid Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau drh Sri Mulyati kepada Riau Pos, Rabu (24/7) menjelaskan, kualitas daging dipengaruhi beberapa hal. Mulai dari saat hewan masih hidup maupun setelah dipotong.

‘’Penentu kualitas daging di antaranya adalah cara pemeliharaan, yaitu mulai pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan dan perawatan kesehatan. Selain itu dipengaruhi oleh pendarahan pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah dipotong,’’ kata Sri.

Ia menambahkan, kriteria yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang baik dan layak konsumsi adalah pertama, keempukan atau kelunakan daging.

‘’Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Semakin tua usia hewan, susunan jaringan ikat semakin banyak. Sehingga daging yang dihasilkan semakin liat. Jika ditekan dengan jari, daging yang sehat akan memiliki konsisten kenyal (padat),’’ jelasnya.

Kedua, kandungan lemak (marbling). Marbling merupakan lemak yang terdapat di antara otot. Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan pada waktu dipanaskan. Ketiga, warna.

Menurutnya, warna daging bervariasi, tergantung dari jenis, genetik dan usia. Misal, daging sapi potong lebih gelap dari sapi perah. Daging sapi muda lebih pucat dari pada sapi dewasa.

Keempat, rasa dan aromanya. Daging yang berkualitas baik mempunyai rasa yang relatif gurih dan aroma yang sedap. Kelima, kelembapan daging.

Sedangkan daging yang tidak baik bisa dikenali dengan ciri, bau dan rasa tidak normal. Biasanya akan tercium setelah dipotong.

Kondisi ini disebabkan hewan menderita sakit, dan hewan dalam pengobatan. Selanjutnya, warna daging tidak normal. Konsistensi daging tidak normal (kekenyalannya rendah, jika ditekan dengan jari terasa lunak), serta daging yang busuk.

Daging yang busuk akibat aktivitas bakteri, memiliki ciri-ciri kelihatan kusam dan berlendir. Daging berwarna kehijau-hijauan, daging menjadi tengik akibat penguraian lemak, daging berwarna kebiru-biruan.

‘’Jadi kenali kriteria daging yang berkualitas baik, tidak baik dan busuk. Sehingga masyarakat tidak salah memilih daging yang bisa berakibat fatal untuk kesehatan,’’ujar Sri Mulyati.(dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook