PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Provinsi Riau, mengarapkan maskapai penerbangan menaikkan persentase komisi yang didapat oleh travel agent.
Pasalnya, selama ini travel agent hanya mendapatkan keuntungan paling banyak 7 persen dari penjualan tiket.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Asita Riau Dede Firmansyah. Bahkan ia menyebutkan Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia hanya memberikan keuntunguan 1 persen.
"Kemarin pelanggan saya ke Jakarta, harganya Rp1.030.000, saya cuma untung sekitar Rp10 ribu," katanya, Rabu (24/6/2020).
Beberapa waktu lalu, beberapa maskapai penerbangan diputuskan bersalah oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Memutuskan bersalah tujuh maskapai penerbangan dalam negeri, karena melakukan pelanggaran penentuan harga tiket pesawat untuk angkutan niaga berjadwal.
Dede mengharapkan, dengan adanya kejadian tersebut para maskapai penerbangan sedikit lebih terbuka dengan para travel agent.
"Di Tiki aja, gerai-gerai kecil dapat keuntungan 13-15 persen. Mana ada yang di bawah 10 persen. Semoga dengan keputusan KPPU ini maskapai penerbangan dapat lebih terbuka," harapnya.
Selain itu, Dede juga menuturkan, maskapai penerbangan memberikan diskon yang dirasa cukup besar kepada online travel agent (OTA), dibandingkan dengan travel agent.
Hal ini menyebabkan konsumen lebih melirik OTA daripada travel agent.
"Ada yang kerja sama dengan BUMN, kasih diskon hingga 15 persen. Tentu pelanggan lari ke sana. Nggak ke kami lagi. Habislah teman-teman travel agent," tuturnya.
Selain itu, Dede berharap pemerintah dapat membantu travel agent menghadapi situasi tersebut. Terlebih di masa pandemi ini pemasukan travel agent Rp0 alias tidak ada pemasukan.
"Kita harapkan pemerintah bisa membantu. Minimal dengan ada komisi yang realistis untuk bisa membantu travel agent," harapnya.
Laporan: Annafi M (Pekanbaru)
Editor: Eko Faizin