Pungli Hambat Usaha Jasa Express

Riau | Senin, 25 Juni 2012 - 08:23 WIB

Laporan DIDIK HERWANTO, Pekanbaru     didik-herwanto@riaupos.co

Pungutan liar (pungli) masih menjadi masalah serius dalam usaha jasa pengiriman. Biasanya pungli terjadi saat bongkar muat barang dan hingga saat ini tak pernah dapat dituntaskan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal ini dikeluhkan para pengusaha jasa kiriman yang tergabung dalam Asperindo. Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit yang membuka Musyawarah ke-6 Asosiasi Perusahaan Jasa Express Indonesia (Asperindo) di Hotel Aryaduta, Pekanbaru, Sabtu (23/6) juga mendengarkan keluhan ini.

Pembukaan musyawarah yang dihadiri seluruh anggota Asperindo ini turut dihadiri Ketua DPP Asperindo M Kadrial.

M Kadrial menyinggung mengenai persoalan pungutan liar (pungli) yang terus menghantui seluruh pengusaha Asperindo.

Pungli yang dialami seluruh pengusaha pengiriman dan bidang usaha lainnya sebenarnya adalah masalah klasik.

Namun sayang pemerintah daerah maupun pemerintah pusat belum bisa mnegatasinya.

“Sudah jelas diatur dalam undang-undang tentang jasa pengiriman, bahwa penyedia jasa memiliki kewenangan penuh dalam pengiriman barang hingga ke depan pintu penerima tanpa melibatkan pihak lain. Tapi fakta di lapangan berbeda,’’ ungkapnya.

Dia menyebutkan banyaknya orang yang menamakan kelompok sebagai serikat pekerja atau organisasi kepemudaan meminta pekerjaan untuk melakukan bongkar muat barang. Yang lebih disayangkan menurut Kadrial adalah mengenai upah bongkar muat yang dinilainya tidak rasional.

“Bayangkan saja dalam satu truk mereka meminta upah sampai Rp1,5 juta rupiah. Ini kan sangat merugikan kami, sementara kami masih menanggung ongkos perjalanan dari Jakarta sampai ke tempat tujuan,” keluhnya.

“Tapi kami masih belum paham bagaimana Perda Provinsi Riau mengatur hal ini. Apakah operasi semacam ini disahkan oleh Perda atau tidak, karena sampai saat ini kami belum mendapat kejelasan,” ungkapnya.

Ia sangat berharap agar Pemerintah Provinsi Riau lebih pro terhadap pengusaha karena ini berimbas kepada hal yang lebih luas, termasuk ketersedian lapangan pekerjaan.

Dia menyebutkan, saat ini sudah terdaftar sekitar 70 perusahaan yang berada di bawah naungan Asperindo Provinsi Riau. ‘’Bayangkan saja berapa banyak lapangan pekerjaan yang tersedia di sini,” jelasnya.

Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit mengungkapkan bahwa dirinya sebagai perwakilan pemerintah daerah sangat berterima kasih kepada Asperindo.

Karena Menurutnya pertumbuhan ekonomi Riau salah satunya ditunjang semakin berkembangnya bidang usaha jasa pengiriman. Menjawab soal pungutan liar yang berkedok jasa bongkar muat, ia berjanji akan segera menindak lanjuti masalah pungutan liar itu.

‘’Ini menjadi penyakit lama yang tidak sembuh-sembuh. Makanya perlu kita amputasi untuk menyembuhkannya,” tegas Mambang Mit.

Mambang Mit juga berpesan agar seluruh anggota Asperindo terus meningkatkan profesinalisme, menggalang persatuan antara sesama anggota agar Asperindo Riau terus maju dan semakin berkembang.

Kandidat kuat yang akan bertarung dalam Muswil Ke-6 ini adalah Yandri dan David. Sementara itu ketua sebelumnya Wimandra tidak dapat mencalonkan kembali karena ia telah menjabat dua kali.

Demikian disampaikan ketua panitia acara, Yandri kepada Riau Pos (23/6). Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh sponsor yang telah membantu kelancaran acara ini.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook