Sahur

Riau | Sabtu, 25 Mei 2019 - 10:25 WIB

Sahur

(RIAUPOS.CO) -- Suatu malam di bulan Ramadan. Lisa dan Ningsih sedang beradu mulut memutuskan siapa yang harus menanak nasi untuk makan  sahur.Setelah cukup lama, akhirnya Lisa mengalah untuk menanak nasi dan Ningsih mendapatkan tugas mencuci wadah penanak nasi. Dengan wajah sebal Lisa masuk ke kamar kosnya untuk tidur sebentar sebelum menanak nasi.

Alarm gawai Lisa berbunyi nyaring tepat pukul 04.00 WIB, membangunkan Lisa untuk sahur. Tepat pada saat itu Ningsih masuk ke kamar Lisa untuk membangunkannya dan makan sahur bersama.

Baca Juga :Pegawai PLN Berbagi Kebahagiaan dengan Yatim dan Duafa di Bulan Ramadan

Melihat wajah Ningsih di pintu membuat Lisa terperanjat dan menepuk jidatnya. Ia lupa menanak nasi, sementara waktu terus berjalan. “Ya Allah Ning, lupa aku masak nasi,” katanya dengan terburu-buru menanak nasi.

Perlu waktu hampir setengah jam agar nasi matang di rice cooker. Waktu imsak semakin dekat, sedangkan Azan Subuh menurut jadwal imsakiyah menunjukkan pukul 04.47 WIB. “Itu nasi gak bisa dicepatkan ya biar masak, aduk-aduk Ning biar cepat,” kata Lisa panik sambil melihat jamnya.

Akhirnya, pukul 04.37 WIB rice cooker berbunyi cetek. Diiringi dengan suasana subuh hari lengkap dengan audio mengaji dari masjid Lisa dan Ningsih makan dengan terburu-buru.

“Lisa, firasatku kok nggak enak, ya? Kok tiba-tiba hening,” Ningsih berkata ketika menyadari suaara mengaji dari masjid tak terdengar lagi, sementara Lisa masih asik mengunyah.

Allaahuakbar... Allaahuakbar....

“Alamaak, gimana ni Ning, belum minum udah azan,” Lisa semakin panik.

“Minum dulu, abiskan makanannya,” ujar Ningsih sambil meneguk tegukan terakhirnya.

Lisa bertanya, apakah sah puasanya ketika masih makan ketika azan. Ningsih mengangguk meyakinkan. “Nanti kita cari di google,” pungkasnya. Alamaak!!(*2)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook