Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru agustiar@riaupos.com
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru merilis, berdasarkan hasil pantauan dan monitoring satelit awan dan NOAA 18, Provinsi Riau saat ini mengalami temperatur suhu yang panas dan sempat berada di atas normal.
Kondisi ini tentunya membuat wilayah Riau yang berlahan gambut mudah tersulut api. Apalagi curah hujan yang minim.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor BMKG, Philip Mustamu, melalui staf analisa Warih Budi Lestari kepada Riau Pos, Selasa (24/1).
‘’Saat ini Provinsi Riau mengalami masa peralihan dari panas ke puncak musim hujan bulan Maret dan April mendatang. Kondisi panas yang terjadi disebabkan karena minimnya curah hujan,’’ kata Warih.
Curah hujan minim, dan pertumbuhan awan hujan yang sulit terjadi menyebabkan temperatur yang panas menjadi pemicu tersusutnya titik api di hampir seluruh wilayah Riau.
Hal ini menurutnya perlu diwaspadai.
‘’Waspadai kebakaran. Sebab dengan kondisi panas saat ini, Riau rawan terbakar,’’ sebutnya.
Disebutkannya, secara keseluruhan, cuaca di Provinsi Riau bagian utara dan pesisir timur terjadi hujan pada siang hari atau sore hari.
‘’Hujan yang terjadi masih dengan intensitas ringan dan sedang, dan bersifat lokal,’’ sebutnya.
Untuk itu, dengan kondisi kerawanan ini, diimbau juga kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, sebab akan berdampak pada gangguan lain.
‘’Memang untuk kebakaran yang terjadi di Riau ini, selain disebabkan oleh kondisi panas dari sinar matahari yang terik juga disebabkan oleh pembakaran lahan saat musim kering. Ini didukung pula dengan tekstur tanah yang bergambut,’’ ujarnya.(muh)