PEKANBARU

Dinsos Akui Kesulitan Tekan Jumlah Gepeng dan Anak Punk

Riau | Selasa, 24 November 2015 - 12:31 WIB

Dinsos Akui Kesulitan Tekan Jumlah Gepeng dan Anak Punk

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman kota Pekanbaru, Chairani STTP mengaku kesulitan dalam menekan jumlah Gepeng dan anak punk yang berada di kota Pekanbaru yang semakin bertambah.

"Jumlahnya gepeng dan anak punk semakin meningkat terlebih jika memasuki hari besar," katanya saat menjawab Riaupos.co, Selasa (24/11/2015).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Seperti diketahui, saat ini Satpol PP yang selama ini melakukan penertiban dengan menangkapnya. Setelah itu Satpol PP menyerahkannya ke Dinas Sosial. Gepeng yang berasal dari luar kota Pekanbaru diserahkan ke Dinsos Provinsi untuk pemulangan. Sedangankan bagi yang asal Pekanbaru akan dilakukan pembinaan oleh Dinsos Pekanbaru.

Gepeng dan anak punk yang dipulangkan ke daerah asalnya, kata  Chairani, tidak bisa memberikan jaminan mereka tidak akan datang kembali ke kota Pekanbaru.

"Terkadang mereka yang sudah tertangkap berkali- kali mengatakan bahwa hanya menjadikan kota Pekanbaru sebagai transit untuk melanjutkan ke daerah lain," katanya.

Sementara itu, untuk penertiban, para pengemis Chairani menyebutkan, saat ini pihaknya sedang mencari Koordinator yang memperkerjakan anak untuk pengemis.

"Saat ini kita  sedang mencari koordinator yang memperkerjakan anak anak untuk mengemis," katanya,

Mantan Camat Tampan ini menyampaikan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan SKPD lainnya untuk menyelesaikan permasalahan. Sebab kata Chairani, pihaknya tidak bisa menyelesaikan permasalahan itu dengan sendirinya

"Memanusiakan manusia harus ada kerjasama dengan SKPD seperti Disnaker dengn memberikan pelatihan kerja, serta Dinas Pendidikan memberikan pendidikan kepada mereka, dan solusi kita adalah membuat rumah penampungan. Kita berharap juga kepada dinas sosial yang ada di daerah bisa bekerjasama, ketika mereka kita pulangkan, tolong dibina," tandasnya.

Laporan: Riri R Kurnia

Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook