KUANSING (RIAUPOS.CO) - Pertumbuhan jumlah penduduk berdampak terhadap ketersediaan lahan, baik lahan untuk perkebunan maupun lahan untuk pemukiman. Oleh sebab itu, lahan yang dimiliki warga saat ini hendaknya jangan dijual demi kelangsungan hidup di masa depan.
“Makanya, lahan yang ada jangan dijual, kelola sebaik mungkin,” ujar Bupati Sukarmis seraya mengingatkan warga saat bersilaturrahmi dengan warga Kenegerian Teratak Air Hitam, Kecamatan Sentajo Raya, Ahad (22/11).
Selama ini masyarakat tergiur untuk menjual lahan kepada para pemodal dengan iming-imingi harga yang menjanjikan dalam waktu sesaat. Akibatnya, warga Kuansing merasakan sulitnya mendapatkan lahan. “Jangan lagi lah dijual lahan yang ada,” ucapnya.
Bupati Sukarmis mengakui kalau kebutuhan warga terhadap lahan akan meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Kuansing. “Ini sudah mulai kita rasakan. Kenapa? karena selama ini kita asyik menjual lahan dengan iming-iming harga yang tinggi,” katanya.
Saat ini, mayoritas perkebunan di Kuansing dikuasai oleh para pengusaha yang bukan anak jati Kuansing. Kendatipun ada putra asli negeri ini yang memiliki lahan, namun diakuinya, jumlahnya sangat sedikit. “Kalau terus-terusan kita menjual lahan, ekonomi kita ke depan akan terjajah oleh para cukong,” katanya.
Setiap bersilaturrahmi dengan warga, Sukarmis dari dulu hingga sekarang berulangkali mengingatkan warga, dan para pemangku adat supaya tidak menjual lahannya. “Kebutuhan akan lahan terus meningkat, manfaatkan lahan yang ada,” katanya.
Menjual lahan kepada para pemodal, katanya, manfaatnya hanya sesaat. Namun dampak yang diakibatkan, katanya, akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup warga ke depan. “Kita butuh bertahan hidup, sementara lahan terbatas. Dan ini jelas merugikan kita kedepannya,” ujar Sukarmis terus mengingatkan.(adv/mal)