Ribuan Anak Sekolah Masih Diliburkan

Riau | Sabtu, 24 November 2012 - 11:23 WIB

Laporan LISMAR SUMIRAT dan JOKO SUSILO, Pelalawan dan Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Ribuan siswa di Kabupaten Pelalawan masih diliburkan akibat banjir yang kian meningkat. Kepala Dinas Pendidikan Pelalawan, MD Rizal ketika dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (23/11) mengatakan, hingga saat ini kondisi banjir masih merendam sejumlah sekolah di desa-desa Kecamatan Pelalawan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dengan kondisi tersebut, pihaknya masih meliburkan ribuan pelajar sekolah mulai dari TK sampai SLTA sejak beberapa hari lalu hingga saat ini.

‘’Karena sekolahnya terendam banjir itu membuat semua siswa sekolah tak bisa sekolah sama sekali kecuali hanya para murid kelas enam SD yang terpaksa terus bersekolah dengan cara diungsikan tempat belajarnya ke tempat tinggi lain karena para siswa kelas enam itu sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional tahun ini. Sedangkan sejumlah sekolah yang direndam banjir di Kecamatan Pelalawan itu sebanyak 14 gedung sekolah,” ujarnya.

Sampai saat ini, kondisi banjir di Kabupaten Pelalawan belum menunjukkan adanya tanda-tanda penyurutan. Bahkan, hujan yang terus mengguyur beberapa daerah di Pelalawan menyebabkan meningginya debit air Sungai Kampar.

Akibatnya, sungai meluap dan merendam pemukiman perumahan warga, badan jalan terputus, sekolah terendam yang berdampak terisolirnya masyarakat di beberapa daerah tersebut. Arus transportasi jalan darat yang biasa dilalui masyarakat di beberapa daerah pun harus ditempuh dengan menggunakan transportasi air yakni dengan menggunakan pompong ataupun sampan.

Camat Langgam, Kiki Syamputra ketika dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (23/11) membenarkan bahwa kondisi banjir saat ini di daerahnya yakni di Kecamatan Pelalawan belum menunjukkan adanya penyurutan debit air banjir tersebut.

Pasalnya, akibat banjir kiriman di hulu Sungai Kampar ditambah lagi dengan tingginya curah hujan, menyebabkan Desa Pelalawan, Kecamatan Pelalawan dihantam banjir hingga ketinggian 1 meter lebih. Sehingga arus transportasi jalan darat yang biasa dilalui masyarakat Kecamatan

Pelalawan putus total hingga saat ini. Baik melalui jalan darat Desa Pelalawan maupun melalui jalan alternatif lain rute Pangkalan Kerinci-Pelalawan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat lainnya.

Alternatifnya, warga Desa Kelurahan Pelalawan harus menyeberang dengan menaiki pompong tradisional untuk menuju Ibukota Kabupaten atau ke Kecamatan Pelalawan itu sendiri.

“Ya, kondisi banjir di Kecamatan Pelalawan semakin parah. Dan saat ini arus transportasi darat terputus sehingga masyarakat harus menempuh jalur tranportasi air dengan menggunakan pompong ataupun sampan,” terangnya.

Diungkapkannya, banjir besar mulai melanda Desa Pelalawan hingga merendam jalan-jalan dari rute Desa Pelalawan menuju Pangkalan Kerinci sedalam satu meter lebih membuat arus transportasi darat lumpuh total. Hingga kini baik arus transportasi melalui rute jalan tersebut melalui jalan alternatif menuju Pelalawan tetap tidak bisa dilalui semua kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.

Pasalnya, satu-satunya rute jalan dari pelalawan menuju Pangkalan Kerinci habis direndam banjir setinggi 1 meter lebih disebabkan meluapnya air Sungai Kampar yang berada di Kecamatan Pelalawan tersebut.

“Akibat terputusnya arus transportasi jalan darat dari Pangkalan kerinci menuju Kecamatan Pelalawan sepanjang 1 Km menuju Desa Pelalawan tidak bisa sama sekali dilalui setiap kendaraan bermotor. Bahkan mobil truk-truk angkutan menengah tidak ada satu pun yang melintas karena semua ruas badan jalan tidak bisa dilintasi semua kendaraan termasuk kendaraan roda dua dan roda empat,” bebernya.

Sementara itu, di  Kecamatan Langgam kondisi banjir juga kian parah. Pasalnya, saat ini ketinggian debit air di sepanjang daerah tersebut kian bertambah mencapai 3 meter.

“Saat ini, kondisi banjir di Kecamatan Langgam bertambah parah. Banjir telah merendam badan jalan, pemukiman warga dengan ketinggain 3 meter. Sehingga seluruh aktivitas warga harus ditempuh dengan jalur akses transportasi air yakni dengan menggunakan pompong,” terang salah seorang warga Desa Gondai Kecamatan Langgam Kaharudin kepada Riau Pos, Jumat (23/11) kemarin via ponselnya.

Namun sayangnya, ketika Camat Langgam Faisal SSTP dikonfirmasi melalui selulernya tidak memberikan jawaban, baik melalui SMS maupun kontak langsung.

Sementara dari informasi Kepala BPBD Pelalawan Drs Raja Alkab SH MH didampingi Kasi kedaruratan BPBD Pelalawan Sumarno kepada Riau Pos, Jumat (23/11) kemarin di Pangkalan kerinci menyebutkan, bahwa kondisi banjir di Kabupaten Pelalawan tampaknya terus meluas hingga ke enam kecamatan di daerah ini.

“Bahkan dari laporan yang masuk dari masing-masing camat yang wilayah kecamatannya terkena banjir tadi siang menyebutkan bahwa khusus dari laporan terbaru dari Camat Pelalawan terdapat sekitar 80 persen wilayah kecamatannya telah direndam banjir yang menyebabkan sebanyak 1.799 KK dan 130 rumah warga habis direndam banjir. Bahkan banjir juga merendam jalan-jalan di pemukiam warga di  Kelurahan Pelalawan, Desa Sei Ara, Ransang, dan Desa Kuala Tolam membuat arus tarnsportasi di sejumlah desa di kecamatan tersebut lumpuh total sekarang ini,” terang Raja Alkab.

Di samping itu, banjir juga merusak 7 jembatan, 9 jalan rusak, 4 hektare kebun cabai, 5 hektare kebun jagung, 230 hektare kebun karet dan 280 hektare kebun sawit warga setempat ikut terendam banjir.

“Selain itu, terdapat 5 keramba ikan, 8 kolam warga rusak dan sebanyak 510 ekor ayam warga mati dan hanyut, 47 kambing mati dan hanyut, 6 kerbau warga mati, 4 sapi mati, dan 4 ternak itik warga mati dan hanyut dihantam banjir. Bahkan akibat banjir itu membuat 15 warga Kecamatan Pelalawan terkena penyakit gatal-gatal, 8 warga terkena Malaria, dan 10 warga Pelalawan terkena penyakit diare,” paparnya.

Berdasarkan laporan Camat Pangkalan Kerinci, Novri Wahyudi, hingga saat ini sebanyak 120 rumah di Desa Makmur terendam banjir, 175 KK di Rantau Baru, 115 KK di Desa Kuala Terusan, di Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota sebanyak 66 KK, Kelurahan Pangkalan Kerinci Barat sebanyak 29 KK.

“Kondisi ketinggian banjir di sejumlah desa/keluarhan itu mencapai setengah meter lebih. Kemungkinan banjir terus bertambah karena sampai sekarang air banjir terus beranjak naik,” ujar Sumarno.

Sementara dari laporan kasus banjir dari Camat Langgam, terdapat dua desa yaitu di Kelurahan Langgam, dan di Desa Tambak terendam banjir sehingga menyebabkan sebanyak 275 KK, 200 hektare kebun sawit dan kebun karet warga ikut terndam.

“Bahkan di Kecamatan Langgam, banjir terus beranjak naik hingga kini. Sehingga kita minta masyarakat di daerah terkena banjir agar terus waspada karena banjir bakal belum menunjukkan surut hingga kini,” jelasnya.(*2/muh)  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook