DURI (RP)- Seekor macan tutul setinggi 50 sentimeter dan panjang badan sekitar 1,2 meter akhirnya tewas setelah berhasil ditangkap lewat pengepungan cukup dramatis hampir tiga jam melibatkan ratusan warga di Jalan Hasanah RT 5 RW 5 Kelurahan Duri Timur Jumat (23/11) pagi kemarin.
Setelah sempat dibawa ke Mapolsek Mandau, tubuh satwa dilindungi itu langsung dibawa tim BBKSDA Riau ke Pekanbaru untuk keperluan otopsi.
Diduga macan inilah yang kepergok petugas ronda di Jalan Subrantas Kelurahan Babussalam Duri Senin (19/11) pukul 04.00 WIB lalu.
Menurut informasi, sosok satwa liar itu pertama kali terlihat oleh seorang nenek bernama Tias (73) sekitar jam 07.00 pagi kemarin di Jalan Hasanah, Duri Timur.
Kabar mengagetkan itu langsung menyebar dari mulut ke mulut. Warga sekitar pun langsung berlarian ke TKP. Di depan rumah sang nenek, mereka dapati bangkai seekor kucing telah tercabik-cabik. Diduga karena dimangsa macan tutul itu.
Sekejap kemudian, warga makin ramai berdatangan dari berbagai penjuru. Mereka lalu mengepung semak belukar yang ada di kawasan sekitar pemukiman penduduk setempat.
Tak lama setelahnya, pihak Kepolisian Sektor Mandau pun datang. Begitu pula staf BBKSDA dari Sebanga, Duri. Warga makin ramai berkerumun. Ada yang hanya sekadar ingin tahu dan menonton.
Tidak sedikit pula yang ingin ikut terjun langsung melakukan perburuan. Ada yang hanya berbekal tangan kosong, ada pula yang berbekal kayu atau senjata lain di tangan. Malah dua ekor anjing pemburu pun ikut dilepas guna mengendus jejak sang macan.
Di tengah kehebohan massa dengan suara dan sorakan yang makin hiruk-pikuk, tiba-tiba macan tutul itu keluar dari persembunyiannya dan berlarian melintasi beberapa kolam yang ada di kawasan itu.
Warga terus memburu hingga satwa dilindugi itu terpojok dekat sebuah kandang anjing. Merasa tak aman di situ, macan tersebut pun melarikan diri ke arah semak belukar yang terletak tak berapa jauh dari kantor Lurah Duri Timur. Ratusan warga terus memburunya hingga macan itu terpojok di bawah batang sawit.
Di saat warga makin mengetatkan pengepungan, seseorang yang belakangan diketahui bernama Avid Dias Raja (29) warga Sebanga, Duri menyeruak dari kerumunan lalu mendekat kepada macan yang tampak sudah ketakutan.
Belakangan diketahui pula bahwa macan itu adalah peliharaannya. Dalam upayanya menjinakkan, Avid sempat memegang kaki dan kepala hewan pemakan daging tersebut.
Namun pada saat hampir bersamaan, warga yang tak sabar langsung melempar jaring lalu menjerat leher macan itu dengan tali.
Karena hewan yang disebut-sebut sudah sekitar sepekan berkeliling menghantui penduduk di kawasan Jalan Subrantas dan Jalan Alhamra itu berhasil ditangkap, warga pun bersorak-sorai.
Macan yang sudah tak bisa berkutik itu, lalu dibopong Avid dibantu petugas polisi keluar dari semak menuju mobil pick up yang sudah disiapkan. Saat itu kondisinya tampak lemah dan lemas.
Diduga karena lehernya tercekik terlalu kuat oleh jeratan tali nilon. Tak lama kemudian, macan itu pun dinyatakan mati. Avid tampak sangat sedih dengan kejadian ini.
“Tadi sudah saya ingatkan kepada warga, biar saya saja yang menenangkannya. Tapi mereka tetap saja menjerat dan menjaringnya. Beginilah jadinya,” ucap Avid dengan mata berlinang. Menurutnya, macan itu adalah peliharaannya.
Setiap dia pergi ke hutan untuk menjerat burung, macan itu selalu mengikuti lalu dia pelihara dan diberinya makan.
“Yang ini umurnya sudah lima tahun. Ada satu lagi yang bertutul merah,” katanya sembari menduga kalau macan yang tewas ini mungkin mengikutinya hingga tersesat masuk kampung.
Kasiwil III BBKSDA Riau, Wahyu Komaruddin yang ikut terjun ke TKP beserta beberapa staf memantau penangkapan macan ini turut menyesalkan matinya satwa dilindungi itu.
Meski sudah mati, menurutnya bangkai macan ini tetap akan dibawa ke Pekanbaru untuk diotopsi guna mengetahui penyebab pasti matinya satwa langka tersebut.
Sementara itu, Kapolsek Mandau melalui Wakapolsek AKP Ali Ardi SH mengaku pihaknya menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada BBKSDA.(sda)