Islam Apresiasi Seni

Riau | Rabu, 24 Oktober 2012 - 09:22 WIB

PEKANBARU (RP)- Kalau boleh disimpulkan, maka Islam itu merupakan agama seni. Sebab Islam mencintai seni itulah maka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) dilaksanakan.

‘’Semua penampilan bernuansa Alquran saat MTQ mengandung karya seni. Lomba baca Alquran, itu seni membaca Alquran. Lomba kaligrafi, itu lomba seni menulis indah huruf Alquran. Lomba M2IQ, itu lomba seni merangkai kata dan gagasan dari indahnya kandungan Alquran,’’ ujar H Zulkarnaini Shamad LC, alumnus Universitas Al Azhar Kairo, di sela-sela istirahat saat menjadi juri MTQ cabang Tahfiz Alquran pada MTQ XI di Bandar Petalangan, kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Berkenaan dengan itu, ulama muda yang juga anak jati Melaka Kecil, Rantaubaru tersebut menilai, adanya kehendak untuk menyelenggarakan Helat Budaya di Tepian Langit: Ketika Laut Embun Bercerita yang insya Allah akan diadakan di Rantaubaru atau Melaka Kecil, Kecamatan Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan pada 3-4 November 2012 sungguh bernilai positif.

‘’Hanya saja karya seni itu hendaknya bersifat memuliakan kemanusiaan, alam sekitar, terutama sekali memuliakan eksistensi Tuhan Allah Swt. Jadi, seniman dan karyanya yang akan ditampilkan di Rantaubaru nanti hendaknya karya-karya yang membawa pencerahan bagi masyarakat. Karya seni Melayu yang mengikuti alur pemikiran seniman-seniman Melayu dahulunya. Seperti Raja Ali Haji atau Abdul Kadir Munsyi,’’ tutur ulama yang pendiam namun humoris ini.

Kepada semua masyarakat asal Melaka Kecil, Zulkarnaini Shamad berharap supaya mendukung kegiatan ini. ‘’Kita sangat beruntung. Dengan adanya helat berskala Melayu Serumpun ini membuat nama kampung Melaka Kecil atau Rantaubaru yang seolah tertimbun selama ini, bisa naik kembali. Untuk itu dukung, hormati dan muliakan para penggagas dan panitianya,’’ kata ulama harapan masa depan Kabupaten Pelalawan ini tersenyum.

Helat Budaya di Tepian Langit: Ketika Laut Embun Bercerita menjemput para seniman, budayawan dan intelektual dua Negara. Mereka antara lain adalah Chairil Gibran Ramadhan (Jakarta-Betawi), Shamsudin Othman (Johor-Malaysia), Nassury Ibrahim (Kelantan-Malaysia), Samson Rambah Pasir (Batam-Kepulauan Riau) dan Sartika Sari (Medan-Sumatera Utara).

Sedang dari Riau sendiri adalah Rida K Liamsi, Yusmar Yusuf, Abel Tasman, Oly Rinson, Eddy Akhmad RM, Syaukani Alkarim, Fakhrunnas MA Jabbar, Griven H Putera, Raja Isyam Azwar, Jefry Al Malay, Fedli Azis, Ery Bob (Geliga Jazz) dan lain-lain.(nhk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook