JCH Riau Laksanakan Arbain di Madinah

Riau | Selasa, 24 September 2013 - 08:18 WIB

PEKANBARU (RP) - Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir dan Pekanbaru tergabung dalam Kloter 9 sedang melaksanakan ibadah arbain. Wartawan Riau Pos, Evi Suryati dari Madinah melaporkan, berdasarkan jadwal rangkaian ibadah ini baru selesai, Jumat (27/9) mendatang.

Usai melaksanakan arbain nantinya, dijadwalkan usai salat subuh, Sabtu (28/9) melanjutkan perjalanan menuju Kota Makkah. Dilaporkannya, kondisi jamaah umumnya sehat walau ada beberapa jamaah yang sakit tapi cuma sakit ringan yang disebabkan pengaruh cuaca yang sangat panas. Rata-rata setiap hari ada 15 jamaah yang perlu penanganan tim medis.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Saat ini ada satu jamaah asal Bengkalis yang harus dibawa ke Rumah sakit Madinah oleh Ketua TPIH kloter sembilan embarkasi Batam. ‘’Namun sore tadi (kemarin, red) sudah bisa pulang ke penginapan,’’ ucap Evi.

Para jamaah yang sakit itu menurut tim medis disebabkan faktor usia dan faktor kelelahan memaksakan diri melaksanakan Arbain sementara cuaca sangat panas. Arbain adalah ibadah sunat dengan melaksanakan salat berjamaah 40 waktu tak terputus di Masjid Nabawi. Menurut dia, tim medis menyarankan kepada seluruh jamaah untuk tidak memaksakan diri karena masih banyak ibadah wajib dalam pelaksanaan haji ini yang harus dilakukan yang notabene memerlukan fisik yang kuat.

Sementara kontributor Riau Pos, Novrizon yang tergabung dalam kloter 12, masing-masing JCH asal Pekanbaru, Inhu dan Inhil melaporkan kalau kondisi jamaah dalam kondisi sehat. Novrizon yang juga Ketua Rombongan (Karom) 2 Pekanbaru, suhu normal, tidak terlalu panas. Namun tim medis tetap melakukan pengecekan terhadap kondisi jamaah terutama yang mengalami maag, tensi dan kelelahan.

JCH Riau tergabung di kloter 12 menginap di dua hotel. Hotel Bader Ambaria dan Hyatt. Bahkan hari ini jamaah kloter 12 Riau ikut membantu menyelamatkan jamaah provinsi lain yang terpisah dari rombongannya.

‘’Yang dari Lombok kita antar ke hotelnya, yang satu lagi dari Makasar. Sudah tua dan sulit diajak komunikasi,’’ ujarnya.

JCH Riau juga melakukan kunjungan ke Masjid Kuba dan melaksanakan salat sunat di sana. Kemudian ziarah ke Uhud dan melakukan ziarah ke beberapa tempat di Madinah dengan tetap tidak meninggalkan Arbain.

Sementara itu laporan dari embarkasi Batam, seluruh JCH Riau semuanya sudah berangkat menuju tanah suci. Sebelum ke Makkah, JCH bertolak terlebih dahulu ke Madinah.

Kloter terakhir JCH Riau yang berangkat menuju Madinah, adalah kloter 14 yang bergabung dengan JCH asal Kalimantan Barat. ‘’ Seluruh JCH kita sudah berangkat ke tanah suci. Terakhir kloter 14 berangkat dari embarkasi Batam pagi tadi,’’ kata Kasi Pendataan Haji dan Umrah, H Defizon, Senin (23/9) di Pekanbaru.

Jumlah JCH kloter 14 seluruhnya 445 orang. Dari jumlah itu, 165 orang JCH Riau asal Kabupaten Siak, selebihnya JCH asal Provinsi Kalbar.

Mengenai kondisi JCH Riau yang sudah sampai di tanah suci, Defizon mengaku belum mendapatkan laporan dari petugas yang berangkat.

Sementara itu dari Arab Saudi dilaporkan bahwa jumlah terminal bus yang mengangkut Jamaah Calon Haji (JCH) dari pemondokan menuju Masjidil Haram terus bertambah. Informasi terbaru terminal bus Saptco yang terletak di depat terowongan Bab Ali kembali dioperasikan. Terminal ini melayani jamaah yang menempati pemondokan di wilayah Aziziyah dan Mahbas Jin.

Sebelum dibukanya terminal bus Bab Ali ini, pengangkutan jamaah wilayah Aziziyah dan Mahbas Jin menuju dan kembali dari Masjidilharam dilakukan di terminal bus Syib Amin. Kondisi terminal bus Syib Amin ini cukup padat, karena juga dipakai untuk melayani jamaah Indonesia yang tinggal di kawasan Maabdah dan Rei Zakhir.

Dengan pengoperasian terminal bus Bab Ali itu, total sampai saat ini jamaah Indonesia menggunakan tiga terminal bus. Terminal lainnya adalah terminal bus Ghazza. Jamaah yang mendiami pemondokan di kawasan Bakhutmah menggunakan terminal Ghazza untuk aktivitas transportasi menuju dan kembali dari Masjidil Haram.

Sementara itu jamaah Indonesia yang menempati pemondokan di kawasan Jumaizah, Jarwal, Taisir, Hafair, Syari Monsour, Syari Ummul Qura, dan Misfalah tidak menggunakan bus salawat. Sebab jarak pemondokan mereka dengan Masjidil Haram cukup dekat, sekitar 500 meter. (rio/evi/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook