PASIRPENGARAIAN (RP)- Masih dalam suasa lebaran Idul Fitri 1433 H, Selasa (21/8), sekitar pukul 08.30 WIB, warga Desa Mahato Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu berbondong-bondong ke Sungai Mahato, mengambil ribuan ikan yang mati mengapung di sungai tersebut.
Penyebab matinya ikan dan biota yang ada di dalam Sungai Mahato itu diduga tercemar oleh pembuangan limbah dari salah satu pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Tambusai Utara.
Warga yang berebut mengambil ikan mengapung di Sungai Mahato, tidak saja remaja dan dewasa tetapi anak-anak. Mereka turun ke sungai.
Bahkan ada masyarakat yang menggunakan sampan dan perahu untuk mengambil ikan yang mati seperti baung, kapieh, kelabau, selais dan lainnya.
Hari ketiga lebaran Idul Fitri 1433 H hingga petang, warga Mahato masih sibuk mengambil ikan pengapung di sepanjang aliran Sungai Mahato.
Kepada Riau Pos, Selasa (21/8), Arman, salah seorang warga Mahato yang juga salah seorang mahasiwa yang kini sedang menimba ilmu di Yogyakarta menyebutkan, diketahuinya ikan mati di sepanjang aliran Sungai Mahato di Desa Mahato berasal dari salah seorang warga setempat yang akan menjala ikan.
Tiba-tiba dari jarak yang tidak jauh, dia melihat banyak ikan mati yang mengapung di aliran Sungai Mahato. Saat itu, mereka memberi tahu warga desa.
Warga yang mengetahuinya langsung ke Sungai Mahato. Ratusan masyarakat Desa Mahato dan sekitarnya, pergi ke Sungai, berebut mengambil ikan mati yang mengapung tersebut.
‘’Saking banyaknya ikan yang mati, warga ada yang menggunakan sampan dan speed boat untuk mengambil ikan di sungai. Memang air sungai agak keruh dan kehitam-hitaman. Kita menduga ikan mati, kemungkinan besar dari limbah PKS yang beroperasi di Tambusai Utara. Tapi kita tidak bisa memastikan, limbah PKS mana, lantaran di sepanjang aliran Sungai Mahato ada beberapa PKS yang beroperasi,’’ ujarnya.
Menurutnya, warga Mahato yang sebagian besar usahanya nelayan, merasa kehilangan pencarian akibat banyak ikan yang mati. Apalagi aliran Sungai Mahato sampai ke Tanjung Medan, Kecamatan Pujud.
‘’Seharusnya perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Tambusai Utara dapat memperhatikan dan peduli pada lingkungannya. Tidak membuang limbah ke aliran Sungai Mahato yang selama ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga,’’ katanya.
Arman mengaku, masyarakat mendukung perusahaan melakukan investasi di daerahnya. Ini tentu akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Tapi dampak lingkungan perlu diperhatikan sesuai dengan aturan yang berlaku.
‘’Jangan mencari keuntungan semata, tetapi di lain pihak masyarakat sekitar perusahaan menjadi korban dari dampak lingkungan yang tidak dinginkan. Kita harapkan pemerintah daerah dapat menindaklanjuti kasus pencemaran air sungai yang menyebabkan ratusan ikan dan biota mati di aliran Sungai Mahato yang diduga akibat pembuangan limbah PKS,’’ tuturnya.(epp)