PEKANBARU (RP)- Setelah libur bersama yang panjang dan mudik ke kampung halaman, saat ini seluruh masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk kembali ke daerah masing-masing.
Kamis (23/8), PNS mulai masuk kerja, begitu juga dengan beberapa karyawan swasta, yang diperkirakan kemarin atau H+4 Idul Fitri menjadi puncak arus balik yang melalui jalur darat, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Karena masih melalui jalur yang sama baik mudik maupun balik, masyarakat diharapkan mewaspadai beberapa jalur yang rawan, baik Sumbar, Sumut maupun Jambi-Riau.
‘’Prediksi kita tahun ini puncak arus balik terjadi kemarin pada H+4. Perkiraan tersebut lebih cepat dua hari dibandingkan tahun lalu di mana puncak arus balik pada H+6. Pasalnya, besok (hari ini, red) seluruh masyarakat sudah mulai masuk kerja, meski sekolah belum. Meski begitu bukan berarti tidak ada yang balik sesudah itu, karena kami juga memperkirakan banyak masyarakat yang balik pada Sabtu atau Ahad. Sebab, Senin anak mereka baru masuk sekolah,’’ terang Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Riau, Surya Maulana kepada Riau Pos, Rabu (22/8) di kediamannya.
Selain angkutan darat, puncak arus mudik menggunakan angkutan sungai dan danau juga diperkirakan H+4.
Sebab, di beberapa daerah di Riau masih banyak masyarakat yang menggunakan angkutan tersebut.
Sementara untuk angkutan laut dan udara diprediksi puncak arus baliknya terjadi pada H+7 lebaran atau pada Sabtu dan Ahad.
Mengingat jalur darat masih menjadi favorit, Surya berharap pengendara tetap mewaspadai beberapa jalur dan titik yang rawan seperti arus mudik kemarin dan salah satunya terkait ancaman kemacetan dan penumpukan kendaraan.
Beberapa lokasi titik kemacetan terjadi di beberapa daerah seperti di Pekanbaru, Kampar, Rokan Hulu serta beberapa daerah lainnya. Kondisi tersebut terjadi karena dipicu banyaknya pasar tumpah/tradisional yang berdiri di jalan sepanjang jalan lintas tersebut.
Tidak hanya itu, jalur lintas dari Sumatera Barat rawan bencana serta lintas timur menuju arah Jambi ada perbaikan/peningkatan struktur jalan menuju Dumai. Tempat pengisian BBM (SPBU) juga merupakan daerah rawan kemacetan.
Selain itu kebijakan sebelumnya juga diterapkan pada arus balik Idul Fitri 1433 H ini, yakni dengan meniadakan tuslah (toeslag). Dengan kebijakan tersebut, pemudik yang menggunakan jasa angkutan tidak perlu khawatir dengan adanya kenaikan harga tiket yang luar biasa pada arus balik.
Peniadaan tuslah ini merupakan perhatian Pemprov Riau untuk mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan angkutan lebaran yang tidak memberatkan kantong.
Dia juga menyatakan tidak ada armada yang melakukan tuslah agar masyarakat mudah mendapatkan pelayanan angkutan untuk pulang kampung nanti.
‘’Soal kebijakan di provinsi lain saya kira sama saja, karena kebijakan tersebut merupakan keputusan pusat untuk mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan jasa angkutan pada arus balik nanti. Harapan saya tidak ada masalah selama perjalanan pulang ke rumah dan jika memang mengalami masalah, kita memiliki beberapa pokso yang melayani kelancaran arus balik tahun ini,’’ terangnya.(eko)