Harimau Bonita Terserang Tumor

Riau | Selasa, 24 April 2018 - 11:12 WIB

Harimau Bonita Terserang Tumor
Harimau Bonita. (DOK. RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim medis mulai mendapatkan hasil tentang penyakit apa saja yang ada di tubuh harimau Bonita. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan beberapa tumor di organ dalam tubuh harimau betina ini.

Salah satu tumor ini sudah diangkat melalui proses operasi yang dilakukan oleh dokter hewan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera (PRHS) Dharmasraya, Sumatera Barat. Satu tumor ini diangkat pada Ahad (22/4), oleh drh Andita Septiandini.

Baca Juga :Inhil Siap Adopsi Rencana Aksi Daerah Riau

Tumor berada di perut sebelah kanan. Namun tim medis menegaskan, perubahan perilaku Bonita ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan tumor yang diderita.

“Kemarin kami angkat tumor di perut sebelah kanan,” kata Andita Septiandini yang juga tergabung dalam Yayasan Arsari Djojohadikusumo saat dihubungi Riau Pos dari Pekanbaru,  Senin (23/4).

Selain satu tumor yang sudah diangkat, Bonita terindentifikasi mengidap banyak tumor. Bahkan tumor ini tersebar di seluruh tubuhnya. Hanya saja, Andita tidak menjelaskan secara rinci di mana saja posisi tumor itu berada dan berapa jumlahnya.

“Satu biji sudah diambil tumornya, tapi teridentifikasi ada beberapa. Ada lebih dari satu tumor. Di seluruh badan,” ujarnya.

Dia belum mengetahui sudah berapa lama Bonita mengidap tumor tersebut. Namun, tim medis tetap melakukan penelitian. Tumor yang sudah diangkat diambil sampelnya, lalu dilakukan diagnosa.

“Kami kurang tahu sejak kapan harimau (mengidap tumor, red),” ujar dia.

Jenis tumor yang diidap, kata Andita, belum diketahui secara detail. Penyebabnya juga belum didapat. Namun dia menegaskan tumor itu bukanlah tumor ganas, melainkan tumor jinak.  “Sampelnya kami teliti dan bawa ke laboratorium. Tapi hasilnya belum keluar. Nanti dikabari lagi,” ujar Andita.

Menurut Andita, tumor ini bukanlah yang menyebabkan Bonita mengalami perubahan perilaku. Sampai sekarang dia belum bisa memastikan apakah ada penyakit lain yang menyebabkan perilaku harimau itu menyimpang.

“Nggak ada (bukan salah satu penyebab perubahan perilaku, red),” katanya.

Untuk saat ini masih dilakukan diagnosa sementara. Saat ini kondisi Bonita sudah membaik. Harimau yang sudah menewaskan dua warga Kecamatan Pelangiran Inhil ini sedang berada dalam kandang perawatan.  “Kondisinya saat ini bagus. Sudah mau makan ayam kampung satu ekor tadi pagi (kemarin, red). Sudah nggak dehidrasi lagi. Kemarin dia memang sempat dehidrasi, tapi sekarang sudah bagus, sudah stabil,” ujarnya.

Saat di kandang perawatan, Bonita juga tidak menunjukkan perubahan perilakunya. Sama seperti harimau pada umumnya. Saat baru berada dalam penangkaran mengalami stres ringan. Itu juga tak terlepas dari suasana baru, dan setelah menempuh perjalanan panjang usai dievakuasi.

“Tapi biasalah, kalau harimau liar dievakuasi dimasukan ke kandang karantina, jadi dia stres dan itu pasti. Agak lemas karena masih ada pengaruh bius juga, terlebih waktu tempuh di jalan cukup panjang,” ujarnya.

Sementara Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Catrini Pratihari Kubontubuh mengaku, tim medis dari Yayasan Arsari tetap melakukan penelitian terhadap perubahan perilaku harimau Bonita. Tahap awal, dilakukan pemeriksaan darah.

“Kemarin baru pengambilan darah. Untuk proses penelitian. Tapi hasilnya belum keluar. Kalau itu, panjang penelitiannya,” ujar wanita yang akrab disapa Ari ini.

Penelitian atas perubahan perilaku harimau ini pertama dilakukan di Indonesia. Di dunia, penelitian sebelumnya sudah dilakukan di dua negara. Yakni di India untuk harimau bengal, dan Rusia untuk harimau siberia. Artinya, Bonita jadi objek penelitian ketiga di dunia.(dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook