PROVINSI RIAU

AGRA Gelar Workshop dan Temu Korban Kabut Asap

Riau | Rabu, 24 Februari 2016 - 15:10 WIB

PEKANBARU(RIAUPOS.CO)-Prihatin dengan korban bencana kabut asap dan dampak buruk investasi berbasis lahan skala besar di Indonesia. Aliansi Gerakan Repormasi Agraria (AGRA) menggelar Workshop dan Temu korban kabut asap, di Gedung PMI Provinsi Riau Jalan Mekar Sari, kota Pekanbaru, Rabu (24/2/2016).

Tampak hadir anggota DPRD Riau, Ade Hartati Rahmad serta, Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR), Jaringan Masyarakat Gambut Jambi (JMGJ), Rumpun Perempuan dan Anak Riau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pada acara tersebut juga mengundang utusan dari 18 provinsi.Yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta, Banten.Jakarta, Kalimantan Utara, Kalbar, Kalteng, Sulteng, Sulsel, Bali, NTB, NTT dan seluruh Sumatra.

Rahmad, Ketua Aliansi Gerakan Reporma Agraria mengatakan, tujuan dari pertemuan ini menjalin komunikasi dan konsolidasi terhadap korban bencana asap di berbagai daerah di Indonesia yang disebabkan buruknya investasi berbasis lahan skala besar di indonesia.

"Inti dari pertemuan ini, adanya saling komunikasi antara korban dari investasi lahan yang sebabkan PT Sinarmas, April Grup dan Wilmar yang banyak menimbulkan korban bencana asap di Indonesia," ujarnya

Selain itu, tujuan kegiatan untuk membicarakan bagaimana negara bertanggung jawab dengan perizinan yang mereka keluarkan terhadap perusahan tersebut.Serta pertanggungjawaban dari perusahan tersebut terhadap masyarakat yang menjadi korban dari investasi berbasis lahan di Indonesia.

"Kita minta pertanggungjawaban dari Izin HTI, HGI, HGU  tanggung jawab mereka tentang izin yang dikeluarkan tersebut," terangnya

Saat ditanya langkah kedepan yang akan dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah dan perusahan tersebut, Rahmadmengatakan dalam forum akan membahas menyusun strategi terhadap hal tersebut.

"Kita akan susun rencana untuk apa yang harus di lakukan korban. Dan apa yang aka kita dituntut   terhadap pemerintah dan perusahan tersebut." tutupnya.

Laporan: Doni Afrianto

Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook