Laporan AFRIMEN, Dumai afrimen@riaupos.com
Permasalahan bangunan SMAN 2 Dumai yang baru selesai pembangunannya tidak hanya bermasalah dengah runtuhnya plafon beton lantai dua.
Tapi beton bangunan persis di gerbang masuk bangunan itu juga mengalami keretakan.
Sabtu (20/1) lalu, tiga orang pekerja tampak meruntuhkan bangunan plafon yang sudah miring. Dengan menggunakan besi, mereka mendorong dan memecah beton yang sudah miring.
Para pekerja itu hanya mengaku disuruh kerja oleh pihak kontraktor. Mereka pun tidak mau menyebutkan siapa kontraktor bangunan tersebut.
Kepala SMAN 2 Dumai Hepi Suryani menyebutkan bahwa pihak kontraktor dan pimpro dari provinsi sudah datang.
‘’Kontraktor bersama pimpro sudah datang. Bangunan ini masih tanggung jawab mereka. Meski sudah selesai, tapi masih dalam status masa pemeliharaan,’’ katanya menjawab Riau Pos, Sabtu lalu.
Dalam pada itu, anggota DPRD Dumai merasa perlu untuk dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap bangunan baru tersebut.
Hal itu perlu dilakukan agar kondisi bangunan tersebut benar-benar layak dipakai dan tidak membahayakan.
‘’Tidak hanya pada bagian yang mengalami kerusakan saja. Sehingga kekuatan bangunan tersebut terjamin dan tidak berdampak yang membahayakan nantinya bila sudah dipakai,’’ ujar Jhonfikar, anggota DPRD Dumai.
Dikatakannya, meskipun secara kasat mata kerusakan tersebut hanya terjadi pada bagian kanopi depan saja, tapi pengecekanya harus dilakukan secara total.
Terutama dengan keretakan bangunan di bagian gerbang gedung berlantai dua itu.
Menurut anggota dewan yang sebelumnya aktif sebagai kontraktor ini, terjadi kerusakan pada salah satu sisi bangunan dikhawatirkan juga berdampak pada bangunan lainnya. ‘’Karenanya harus dievaluasi semuanya sehingga diketahui kualitasnya,’’ ujarnya.
Untuk itu, ia minta pihak dari pemerintah Provinsi Riau, pemborong dan konsultan pengawas untuk rutin melihat langsung kondisi yang sebenarnya.
‘’Kerusakan itu perlu mendapatkan perhatian serius. Perlu kajian terhadap mutu bangunan tersebut. Makanya, semua pihak yang berwenang dalam hal ini harus turun ke lapangan dan melakukan pemeriksaan,’’ ujarnya seraya menjelaskan dampaknya akan sangat buruk bila bangunan itu jutru bermasalah setelah digunakan.(nto)