PEKANBARU (RP) — Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) ke-17 di Provinsi Riau usai sudah.
Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut berakhir, Sabtu malam (21/12) di Taman Budaya ditandai dengan pembacaan puisi oleh para sastrawan dan penyerahan cenderamata dari masing-masing negara.
“Untuk Pertemuan Sastrawan Nusantara yang ke-18 disepakati akan dilaksanakan di Malaysia,” ujar Dr Junaidi mewakili steering committee.
Adapun beberapa hal yang kemudian menjadi catatan dari pertemuan tersebut yang dibacakan Dr Junaidi adalah perlunya peningkatan kerja sama di antara negara-negara peserta PSN dalam memajukan nusantara.
Mengekalkan pemberian anugerah sastrawan nusantara pada setiap PSN.
Perlu lebih digalakkan pembelajaran sastra nusantara di sekolah dan universitas untuk meningkatkan pengetahuan generasi muda dan dalam setiap PSN diupayakan untuk melibatkan generasi muda serta diupayakan PSN tetap melaksanakan bazar buku yang merupakan karya-karya dari sastrawan nusantara.
Nik Rakib, sastrawan perwakilan dari Thailand menyebutkan keikutsertaanya dalam PSN untuk membuktikan bahwa mereka juga adalah bagian dari nusantara.
“Tentu saja di lain hal kami bisa bersilaturahmi , mengambil ide-ide dalam PSN ini untuk mengembangkan sastra di Selatan Thailand,” jelasnya.
Peserta Malaysia, H Hamzah Hamdani mengharapkan acara PSN ini bisa terus berlanjut karena memang sudah merupakan tradisi yang berjalan sejak lama yaitu tahun 1977.
“Semoga kita juga tetap bisa mempertahakan penerbitan buku puisi dan cerpen seperti yang dilakukan di Riau ini,” katanya.
Hamzah juga berharap bukan saja membaca cerpen dan puisi, tapi bagaimana PSN ini bisa melibatkan orang lain agar lebih memasyarakat dan menjayakan sastra.
”Sehingga apa yang dicita-citakan dapat diteruskan dan peralihan generasi sastra dapat diteruskan ke generasi di bawah kita,” ucapnya.
Sementara itu salah seorang peserta dari Singapura, Abdul Samad Ali mengatakan PSN ini dapat kembali membangkitkan keMelayuan mereka.
“Kami merasakan Kemelayuan kami kembali menjelma, semoga roh-roh Melayu ini tetap segar dalam memperjuangkan identiti kita,” katanya.
Salah seorang steering committee PSN, Kazzaini Ks menyebutkan perlu dan bahkan penting sekali mengikutsertakan sastrawan muda dalam PSN berikutnya karena kesenian itu tidak stagnan, perlu penyegaran dan harus adanya regenerasi yang baik.
“Dan mudah-mudahan ke depan, semuanya bisa dilakukan. Kita juga tahun ini sebagai tuan rumah menyambut baik acara PSN dan semoga ke depannya bisa pula menjadi tuan rumah yang lebih baik dari hari ini karena secara tidak langsung hal itu menunjukkan wajah Riau dan Indonesia,” jelas Kazzaini yang juga merupakan Ketua Umum Dewan Kesenian Riau tersebut.(*6/dac)