PEKANBARU (RIAU POS.CO) - Bak kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula.Kabut asap menerjang Riau belum bisa diatasi, ditambah pemadaman listrik dilakukan PLN benar-benar menambah duka masyarakat Riau.
Menanggapi pemadaman listrik di Pekanbaru, Manajer Humas PLN Wilayah Riau-Kepri, Nasri menjelaskan, Defisit daya untuk Riau saat ini bertambah dari 30 MW menjadi 60MW akibat ganguan PLTU Ombilin unit 1&2 (145MW) dan PLTMG Payo Silincah Jambi (50 MW).
"Jadi jadwal pemadaman yang sebelumnya diekspose di media sudah tidak sesuai lagi. Pola padam saat ini bertambah menjadi 2-3 x sehari di Area Pekanbaru, Area Dumai, Rengat dan Taluk Kuantan," jelas Nasri.
Tahun ini pembakaran hutan dan lahan dilakukan secara bersaman dan masif, terjadi dibeberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan.
Heru (38) warga jalan Hang Tuah kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya mengatakan kondisi kabut asap tahun ini sanga parah, warna asap sudah menguning, dan mengakibatkan sulit bernafas.
"Kacau kali. Anak-anak sekolah diliburkan. Listrik dirumah dipadamkan. Jangankan mau hidupkan kipas angin untuk mengusir asap, untuk bernafas aja
kami susah dibuatnya," gerutu Heru.
Data BMKG Pekanbaru memaparkan, titik panas di Sumatera hari ini terdeteksi 372 Hotspot. Jumlah paling banyak di Sumatera Selatan 241 titik panas.
Di Riau terdeteksi 49 titik panas tersebar di Meranti 2, Bengkalis 2, Pelalawan 11, Indragiri Hilir 1, Indragiri Hulu 17 dengan tingkat kepercayaan 70 persen.
"Asapnya pekat, tadi berangkat kekantor naik motor seperti terbang di awan", ungkap Fauzan Azima (32) yang sehari harinya bekerja sebagai video
editor di Pekanbaru. Jarak pandang di Riau hari ini yang dilansir melalui data BMKG, Pekanbaru 200 meter, Rengat 50 meter, Dumai 100 meter, Pelalawan 50 meter.
"Otak saya sudah sakit mungkin akibat asap, jadi kurang oksigen. Setiap hari harus berangkat kerja, kalau gak kerja mau makan apa", keluh Fauzan
Azima.
Laporan: Dofi Iskandar
Editor: Yudi Waldi