Laporan JUPRISON, Telukkuantan
TURAP SMP Negeri 2 Telukkuantan, senilai Rp845,666 juta runtuh, Sabtu pagi (22/9). Ini merupakan kejadian yang kedua kalinya, karena kejadian serupa pernah 12 September 2011. Hujan deras yang mengguyur Kota Telukkuantan, Jumat (21/9) sampai Sabtu (22/9) pagi disebut sebagai salah satu penyebab runtuhnya tembok penahan tebing itu. Mengenai penyebab lain seperti kesesuaian dengan bestek masih perlu kajian dari instansi terkait, kalangan independen dan penegak hukum.
Pantauan di lapangan, turap yang runtuh itu lebih kurang 38 meter. Faktor pondasi yang kurang kuat dan tanah labil di sekitar lokasi membuat turap tak mampu menahan pergeseran tanah akibat hujan deras. Pasalnya, seluruh bodi tembok tidak hancur. Jika diamati, pondasi terlihat kurang terlalu dalam. Padahal lokasinya bekas rawa yang ditimbun. Beberapa saat setelah kejadian, bekas plang papan proyek yang sebelumnya terlihat ada di lokasi tiba-tiba hilang. Wartawan yang sempat melihat papan plang nama proyek mencatat, proyek ini dimulai sejak 12 September sampai selesai tahun 2011. Dana bersumber dari APBD Kuansing dialokasikan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kuansing dengan dana Rp.845.666.000,-. Proyek ini dikerjakan CV Mitra Bersama.
Kepala Dinas Pendidikan Kuansing, Drs H Alwis MSi yang dihubungi berharap turap yang runtuh segera diperbaiki Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Kuansing. Ini untuk menciptakan rasa aman, tak hanya bagi guru dan murid namun juga bagi pengendara yang lewat.
Plt Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kuansing, Fakhruddin ST mengakui sudah menerima laporan kejadian ini. Pihaknya akan segera menyurati Bupati untuk melapor. Menurutnya ini termasuk bencana alam. Pasalnya, secara konstruksi tak ada masalah, buktinya bangunan tidak rubuh. Ini disebabkan adanya genangan air di dalam sekolah akibat saluran drainase yang tidak baik, sehingga menumpuk di dinding turap.
Karena air semakin banyak akhirnya menggerus tanah yang ada disekitar turap termasuk pondasi. ‘’Akhirnya karena tak mampu menahan beban air tanah dan pondasi juga bergerak. Karena itu kedepan kita minta saluran air harus terus dipelihara agar air lancar ke luar sehingga tidak tergenang,’’ ujarnya. Selain karena curah hujan yang lebat selama 3 hari berturut-turut, daerah sekitar juga merupakan bekas rawa yang ditimbun.(ksm)